CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Hari ini, Senin (26 Oktober 2020), Pemerintah Provinsi Jawa Barat menerima 100.000 flocked swab HS-19 hasil karya Universitas Indonesia (UI). Flocked swab diklaim dapat menunjang percepatan uji usap (swab test) dalam mendeteksi penyebaran virus Covid-19.
Flocked swab HS-19 merupakan alat bantu untuk uji usap untuk mengambil cairan hidung tenggorok. Bentuknya seperti korek kuping tapi dengan ukuran lebih panjang. Dari cairan yang diambil itulah petugas laboratorium bisa mendeteksi Covid-19 melalui metode PCR (Polymerase Chain Reaction).
“Hari ini flocked swab diterima Jawa Barat sebanyak 100.000 dan akan disimpan di Gudang Logistik Satgas Jabar. Nantinya akan didistribusikan ke RS dan puskemas di kabupaten atau kota,” ujar Ketua Divisi Kerja Sama, Logistik, Bantuan Sosial (KLBS) pada Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat, Arifin M Soedjaya.
Menurut Arifin, dengan tambahan floacked swab, uji usap warga akan lebih cepat sehingga mudah memetakan penyebaran virus maupun penanganan pasien Covid-19 di Jabar.
“Kepastian hasil swab menentukan langkah selanjutnya dalam penatalaksanaan klinis. Semakin cepat tata kelola klinisnya maka akan semakin cepat tracing sehingga mencegah penyebaran Covid-19, meningkatkan angka kesembuhan, dan menurunkan angka kematian,“ ujar Arifin.
Pemerintah Provinsi Jabar mengapresiasi bantuan alat ini karena murni merupakan karya inovatif dalam negeri. Kandungan komponen flocked swab ini hampir 100 persen produk lokal Indonesia. Ini sesuai dengan lima prinsip penanggulangan Covid-19 di Jabar: proaktif, ilmiah, transparan, inovatif, dan kolaboratif.
“Bantuan dari UI ini sejalan dengan semangat Jabar dalam perang melawan Covid-19 yakni mengutamakan kemandirian dan menghargai upaya-upaya sendiri yang tidak mengandalkan bantuan luar negeri,” ungkapnya.
Arifin menyebut, WHO merekomendasikan semua negara melakukan 3T (testing, tracing, treatment) dengan metode PCR karena hasilnya lebih akurat dibandingkan rapid test (RDT).
“Jabar kini sudah mulai meninggalkan rapid test dan intens dengan uji usap,” ungkapnya.
Saat ini, lanjutnya, kapasitas uji usap Jabar 514.638 sementara RDT 363.033. Uji usap Jabar telah melebihi standar WHO yakni 1 persen dari populasi. Diasumsikan jumlah penduduk Jabar 50.000 (saat ini masih Sensus Penduduk 2020), maka tes PCR yang harus dilakukan sesuai standar WHO adalah 500.000.
UI Bentuk Konsorsium Dalam Produksi Flocked Swab
Dalam memproduksi alat ini, UI membentuk konsorsium yang terdiri dari Research Center for Biomedical Engineering (RCBE) Fakultas Teknik UI (FTUI) dan peneliti dari Fakultas Kedokteran UI (FKUI).
Beberapa mitra industri UI juga berpartisipasi seperti Dynapack Asia Pte Ltd, PT Chandra Asri TbK, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Ingress Malindo Ventures, PT Toyota Auto Body-Tokai Extrusion, PT Sri Tita Medika, PT Langgeng Jaya Fiberindo, dan PT Indachi Prima.
Flocked swab HS-19 pertama dibuat Mei 2020 dan terus mengalami penyempurnaan baik dari sisi produksi dan proses kerja. Flocked swab made in Indonesia HS-19 ini telah diproduksi setelah melalui tahapan riset dan pengujian dari Laboratorium Mikrobiologi FKUI, untuk memastikan produk telah aman digunakan bagi tenaga kesehatan maupun pasien.
“FTUI juga telah menyiapkan berbagai sarana pendukung yang berada di Gedung Integrated Creative Engineering Learning Lab (i-CELL) untuk mempercepat proses purwarupa dan pengujian produk swab stick untuk komersialisasi,” jelas Dekan FTUI, Dr. Hendri.(sis/bbs)