Berita

Hari Lahir Pancasila, Jokowi Singgung Ideologi Transnasional Radikal Era Teknologi 5G

“Menghadapi semua ini, perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa. Diperlukan cara-cara baru yang luar biasa memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama revolusi industri 4.0,” paparnya.

Sementara itu, tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Donny Gahral Adian, mengungkap pesan Jokowi mengenai ekspansi ideologi transnasional radikal di Indonesia.

“Kita sudah memiliki Pancasila sebagai ideologi tengah, moderat, dan prokebangsaan. Ideologi transnasional radikal berpotensi memecah belah bangsa dan membuat ‘Indonesia’ berumur pendek. Pesan yang terangnya: radikalisme no, moderasi yes!” kata Donny.

Bagi Donny, moderasi menjadi kunci penting bagi Indonesia sebagai negara bangsa. Seluruh masyarakat, mulai aparatur negara hingga agamawan, harus konsisten dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila.

Selain itu, Donny menjelaskan, ideologi transnasional radikal yang memecah belah itu adalah ideologi yang menghalalkan kekerasan dan menyebarkan ketakutan. Menurut dia, ideologi itu bisa bersumber dari agama hingga kebudayaan.

“Ideologi khilafah yang dianut kelompok HTI adalah salah satu contohnya,” kata Donny.

Lalu bagaimana agar masyarakat tak terjerat ideologi transnasional radikal tersebut? Donny memberikan penjelasan.

“Pendidikan adalah kunci, khususnya critical thinking, sehingga masyarakat tidak mengunyah begitu saja ideologi transnasional,” tandasnya.(sis)

Laman sebelumnya 1 2

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button