Hari Pahlawan, Mengenal Raden Prawatasari Pahlawan di Cianjur
Pos-pos Belanda yang diserang semula hanya sekitar Cianjur dan Bogor, namun kemudian Prawatasari menyerang Jakarta, Sumedang dll.
Pemberontakan Raden Prawatasari Dimulai Maret 1703
Pemberontakan Raden Haji Alit Prawatasari dimulai pada bulan Maret 1703 dan terjadi sangat dahsyat.
Raden Alit Prawatasari sanggup memobilisasi rakyat menjadi pasukannya sebanyak 3000 orang, sehingga membuat VOC kalang kabut.
Berita bahwa Alit Prawatasari telah tewas. Pieter Scorpoi komandan pasukan VOC segera saja menawan dan menggiring seluruh warga Jampang yang mencapai 1354 orang untuk menjalani hukuman di Batavia melewati Cianjur.
Tujuannya tidak lain adalah untuk menghancurkan semangat dan kekuatan pengikut RH Alit Prawatasari.
Penduduk Jampang yang berbaris sepanjang jalan itu sebagian besar tewas diperjalanan, yang tersisa hanyalah 582 orang dengan kondisi yang menyedihkan, mereka kemudian digiring terus menuju ke Bayabang.
Pada waktu itu sesungguhnya RH Alit Prawatasari tidak tewas melainkan sedang mengumpulkan wadya balad (pengikut) yang sangat besar, ia kemudian memimpin penyerbuan ke kabupaten priangan wetan (timur).
Pada 1705 Alit Prawatasari muncul lagi di Jampang dan kemudian mengepung sekeliling Batavia, pada sekitar Januari di dekat Bogor.
Karena VOC tak mampu menangkap Alit Prawatasari, tiga orang tokoh masyarakat yang ditangkap di Kampung Baru, Bogor dieksekusi mati oleh VOC.
Pada Maret Alit Prawatasari membuat kekacauan di Sumedang utara, kemudian pada Agustus 1705 dia berhasil mengalahkan pasukan Belanda yang mencoba mengejar dan menangkapnya melalui tiga kali pertempuran.
Akibat gagal menangkap Raden Alit Prawatasari, maka VOC menjatuhkan hukuman berat kepada siapa saja yang disangka membantunya, namun jumlah pengikutnya bukan berkurang malah semakin bertambah banyak karena rakyat bersimpati kepada perjuangannya.