CIANJURUPDATE.COM, Jakarta – Mantan Ketua MPR RI era pemerintahan BJ. Habibie sekaligus mantan Menteri Penerangan era Presiden Soeharto, Harmoko dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (4/7/2021).
Harmoko menghembuskan napas terakhirnya sekitar pukul 20.22 Wib di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
“Inalillahi wa innailaihi rojiun, telah meninggal dunia Bpk. H. Harmoko bin Asmoprawiro pada Minggu 4 Juli jam 20.22 Wib di RSPAD Gatot Soebroto,” demikian pesan yang diterima wartawan.
“Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau dan mohon doanya insya Allah beliau husnul khotimah,” lanjutnya.
Harmoko kabarnya akan dimakamkan dengan protokol Covid-19, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan pada Senin, 5 Juli 2021.
Harmoko pun diketahui sudah cukup lama mempunyai riwayat penyakit parkinson.
Berikut Profil Harmoko
Mengutip dari Kepustakaan Presiden di situs Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Harmoko lahir di Nganjuk, Jawa Timur, pada 7 Februari 1939. Ia merupakan politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru.
Harmoko dikenal sebagai sosok orang dekat sekaligus tokoh yang meminta Soeharto agar mundur dari jabatan presiden pada masa krisis moneter 1998.
Ia pun pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar selama 5 tahun, dari 1993-1998.
Karirnya sebelum terjun di dunia politik, pada awalnya Harmoko merupakan seorang wartawan dan kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka setelah lulus dari sekolah menengah.
Kemudian, pada 1964 mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat ini juga pernah menjadi wartawan di Harian Angkatan Bersenjata dan menjadi Pemimpin Redaksi surat kabar berbahasa Jawa, Merdiko.
Lalu, pada 1966 hingga 1968, ia pun menjadi penanggung jawab Harian Mimbar Kita.
Kredibelitas Harmoko membuatnya dilirik Presiden Soeharto hingga akhirnya ia berhasil menjabat sebagai Menteri Penerangan RI selama 14 tahun sejak 1983.
Selama menjabat sebagai Menteri, dapat dikatakan Harmoko menjadi salah satu orang kepercayaan ke-2 Presiden Soeharto.
Harmoko dianggap mampu menerjemahkan gagasan-gagasan Soeharto kala itu.
Bahkan, Ia juga pencetus ide Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa) yang berfungsi untuk menyampaikan informasi dari pemerintah ke publik.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini juga sosok dibalik pembredelan Tempo, DeTik, dan Editor dengan tujuan demi kestabilan pemerintahan.(sis)