Ibu sebagai Madrasatul Ula, Selalu Berusaha Bersikap Terbaik
![](/wp-content/uploads/2019/11/IMG-20191125-WA0055.jpg)
CIANJURUPDATE.COM – Setiap tanggal 25 November ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional sebagai bentuk penghargaan bagi para pengajar dan tenaga kependidikan. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa yang disebut guru bukanlah hanya para pengajar yang ada di sekolah atau pengajar dalam pendidikan formal.
Tapi setiap orang yang memberikan pemahaman dan pelajaran kepada kita, tetutama seorang ibu.
Ibu sebagai Madrasatul Ula
Ibu disebut madrasatul ula berarti sebagai sekolah utama dan pertama bagi seorang anak. Orang pertama menemani hidup seorang anak, seorang ibu memberikan pengajaran dan pembangun pondasi diri anak. Ibu menjadi guru pertama bagi anak, oleh karen jasa seorang ibu sangatlah besar.
Ungkapan yang sering kita dengar dari Hafiz Ibrahim “Al-Ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq”. Memiliki makna Ibu adalah madrasah atau pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.
Mempertaruhkan nyawa saat melahirkan seorang anak, lalu merawat dan menjaga. Tidak sampai disitu, perjuangan seorang ibu memenuhi kewajibannya menjadi pendidik yang baik. Mengajarkan budi pekerti dari sejak dini, saat seorang anak ada dalam bimbingannya sedari kecil.
Ibu Sebagai Pendidik Dasar
Sama halnya sebuah pepatah mengatakan “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Berarti sikap budi pekerti seorang anak tak akan jauh dari sikap kedua orang tuanya, terutama ibu. Ini karena dalam keseharian anak akan melihat dan mengikuti sebagian besar perilaku ibunya.
Seorang anak pasti mengalami proses belajar melalui imitasi, yakni melakukan proses belajar dengan mengikuti atau meniru orang lain. Proses belajar inilah dilakukan anak dengan melihat ibunya.