CIANJURUPDATE.COM, Bandung – Kabar duka datang dari cendekiawan dan pakar Ilmu Komunikasi Indonesia, Jalaluddin Rakhmat. Kang Jalal, sapaan akrabnya, dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Santosa, Kota Bandung pada Senin (15/2/2021) sekitar pukul 15.23 Wib usai menjalani perawatan melawan penyakit diabetes yang diidapnya sejak lama dan juga keluhan sesak napas.
Ketua PW Jamaah Ahlulbait Indonesia (Ijabi) PW Jabar Sutrasno mengatakan, sebelumnya Kang Jalal telah menjalani perawatan selama 12 hari di RS Santosa Bandung.
“Seminggu yang lalu dirawat, dari hari Kamis, berarti kurang lebih 12 hari yang lalu. Beliau ada keluhan sesak dan diabetes,” ujar Sutrasno, Senin (15/2/2021).
Saat ini, pihak keluarga masih merundingkan tempat di mana Kang Jalal akan dikebumikan. Namun kemungkinan besar akan dimakamkan di makam keluarga di Rancaekek dekat dengan sekolah Muthahari.
“Waktunya entah malam ini atau besok, masih dirundingkan,” jelas Sutrasno.
Ia pun meminta kepada jemaah di Indonesia, untuk turut mendoakan kepergian Kang Jalal menghadap sang pencipta.
“Pada keluarga dan jamaah sekalian diharapkan untuk mendoakan beliau,” ungkapnya.
Dilansir dari situs https://www.majulah-ijabi.org/, Jalaluddin Rakhmat merupakan pria kelahiran Bandung, 29 Agustus 1949. Kang Jalal, akrab ia disapa, lahir dari keluarga Nahdiyyin (kalangan NU). Sambil mengenyam pendidikan di Fakultas Publisistik UNPAD, ia bergabung dengan pengkaderan Muhammadiyah.
Namun, di akhir hayatnya Kang Jalal dikenal sebagai ahli tasawuf dan tokoh Syiah di Indonesia dengan membidangi lahirnya organisasi Jamaah Ahlulbait Indonesia (Ijabi) pada awal Juli 2000.
Dari segi akademis, Kang Jalal dikenal sebagai pakar ilmu komunikasi yang sudah melahirkan puluhan buku. Buku Psikologi Komunikasi yang ditulis pada 1985 sepulang dari Iowa University, menjadi salah satu karya akbarnya dan menjadi buku materi pendidikan komunikasi dan psikologi di Indonesia yang hingga saat ini masih menjadi rujukan mahasiswa.
Setelah pensiun menjadi dosen, Kang Jalal berkecimpung di dunia politik pada 2013. Ia terpilih menjadi anggota DPR-RI Dapil II periode 2014-2019 lewat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Di DPR, ia menjadi anggota Komisi VIII (agama dan sosial) dan berjuang membela hak-hak penganut agama minoritas di Indonesia.(sis)