CIANJURUPDATE.COM – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat berhasil menurunkan prevalensi stunting secara signifikan, dari 21,7 persen pada tahun sebelumnya menjadi di bawah 20 persen.
Capaian tersebut disampaikan oleh Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, usai Rapat Pimpinan di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (7/1/2025).
“Dibandingkan tahun lalu, hasilnya sangat signifikan. Bocorannya, kurang lebih di bawah 20 persen. Tahun lalu 21,7 persen, sekarang di bawah 20 persen,” ungkap Bey dilansir jabarprov.go.id, Rabu (8/1/2024).
Namun, Bey menegaskan bahwa angka pasti penurunan tersebut belum dapat dipublikasikan.
“Kami belum diperbolehkan mempublikasikan angka pastinya,” ujarnya.
BACA JUGA: RSUD Cimacan Hadirkan Pelayanan Laboratorium yang Cepat, Akurat, dan Bisa Gunakan BPJS
Pendampingan Intensif Jadi Kunci
Penurunan signifikan ini merupakan hasil dari pendampingan intensif yang dilakukan Pemprov Jabar kepada tim survei di berbagai daerah.
Pendampingan tersebut mencakup pengukuran dan pencatatan yang akurat, dengan menerapkan pengalaman Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman, saat menjabat di Kabupaten Sumedang.
“Semua daerah sudah mendapat pendampingan, termasuk melibatkan mahasiswa KKN. Cara pengukuran dan pencatatan datanya betul-betul didampingi,” kata Bey.
BACA JUGA: PMK Terkendali di Jawa Barat, Pemerintah Fokuskan Vaksinasi Mandiri
Target Tahun 2025
Meskipun berhasil mencapai penurunan angka stunting, Pemda Provinsi Jawa Barat tetap menargetkan penurunan lebih lanjut hingga mencapai 14 persen pada 2025.