CIANJURUPDATE.COM – Cianjur, yang dikenal sebagai Kota Santri, memiliki kekayaan seni tradisional yang unik, salah satunya seni Pakemplung.
Seni Pakemplung Cianjur merupakan perpaduan antara musik gamelan Sunda dan tarian yang penuh kelembutan.
Biasanya Seni Pakemplung Cianjur dipentaskan saat musim panen sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah.
BACA JUGA: Sinergi Bupati Cianjur dan Lapas Cianjur Melahirkan Sanggar Seni Panghegar
Pakemplung terancam punah karena dianggap terlalu rumit dan sakral.
Musik yang digunakan dalam Pakemplung meliputi instrumen seperti kendang, kenong, gong, dan rebab gesek.
Kehadiran sinden yang menyanyikan tembang lawas menambah kesan sakral, terutama ketika diiringi tarian lembut yang menggambarkan penghormatan kepada Dewi Kesuburan, Nyi Pohaci.
BACA JUGA: Dorong Kesenian Cianjur, DKC Akan Bangkit Lagi
Seni ini juga melibatkan berbagai ritual leluhur, seperti ngukus atau ngarajah, untuk meminta izin kepada para leluhur dan keselamatan bagi semua yang terlibat dalam pertunjukan.
Ritual ini diiringi dengan penyediaan sesajen yang ditempatkan di saung sebagai persembahan batiniah kepada Nyi Pohaci.
Namun, minat generasi muda untuk melestarikan Pakemplung semakin berkurang.
BACA JUGA: Pica AI: Aplikasi yang Bisa Mengubah Foto Anda Menjadi Karya Seni
Narjo, seorang pelaku seni dari Kampung Tegal Bungur, menyebutkan bahwa seni ini sulit dilestarikan karena pesan dan makna mendalam yang harus dipahami.
Rata-rata pelaku seni Pakemplung kini berusia di atas paruh baya, sehingga regenerasi menjadi tantangan besar.
Pakemplung adalah bagian penting dari budaya Cianjur yang kaya dan bernilai tinggi.
Upaya pelestarian dan promosi seni ini sangat diperlukan agar warisan leluhur ini tidak hilang ditelan zaman.
Keterlibatan generasi muda dalam memahami dan melestarikan Pakemplung sangat krusial untuk menjaga keberlanjutan seni tradisional ini.