Jenggot Art Studio, Galeri Lukis Cipanas yang Kesohor di Ibu Kota

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Jenggot Art Studio Cipanas, meski masih banyak yang belum mengenalnya tapi studio itu malah sudah kesohor hingga ibu kota Jakarta.

Ya, galeri lukis yang berada Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur ini merupakan salah satuh markas para pelukis di Cianjur. Sejak 2010, Jenggot Art Studio aktif melukis ratusan lukisan dan dipajang di villa atau pun hotel.

Pendiri Jenggot Art Studio Cipanas, Suyono (56) menjelaskan ia mendirikan galeri itu sebagai pelaku seni biasa. Hal ini agar banyak pelukis yang bisa nongkrong di tempatnya

“Kita buat ini paling tidak mengumpulkan anak Cipanas dan Cianjur agar punya basecamp walau seadanya dulu kebetulan di sini juga suka ada event ngumpulnya di sini,” kata dia kepada Cianjur Update, belum lama ini.

Pria asli Wonosobo ini mengaku mulai tinggal di Cianjur sejak 2007. Jenggot Art Studio, hingga kini belum diresmikan karena saat ini pandemi Covid-19 masih melanda.

“Macam-macam jenis lukisan ada, kita menampung rekan-rekan pelukis tapi 70 persen genre realis sisanya ada abstrak dan lain-lain. Kita tidak membatasi aliran apapun terbuka,” ungkapnya.

Meskipun demikian, Suyono menyebut pasar lukisan lokal di Cianjur masih kurang. Tapi, Cipanas-Cianjur merupakan daerah strategis sehingga dilalui warga Bandung dan Jakarta.

“Di sini tempatnya cari lukisan, kebanyak bos Jakarta punya villa di sini. Mungkin tidak sengaja cari lukisan jadi ada pelanggan yang datang,” tambahnya.

Pelukis yang aktif di sana saat ini sekitar 10 orang. Menurutnya, potensi seniman di Cianjur sangat bagus bahkan lukisan Cipanas kesohor di ibu kota.

“Sangat terkenal di Jakarta lukisan realis Cipanas itu. Kalau ada yang nyari ya udah tahu yang bagus itu di sini,” kata pria yang akrab disapa Yono ini.

Terdampak Pandemi

Akibat Pandemi Covid-19, harga lukisan jadi tidak jelas. Ia menyebut, lukisan besar bisa berkisar di harga Rp20 juta. Tapi, kini sulit laku.

“Sekarang separuhnya saja alhamdulillah terkecuali yang udah langganan dari Rp20 ke Rp15 juta masih bisa,” paparnya.

Pelukis di sana rata-rata berusia 30 tahun ke atas. Ia menilai, pelukis muda masih malu untuk bergabung.

“Pelukis kisaran usia 30-an ke atas muda-mudanya rata-rata mau gabung ke sini tapi malu. Yang ngumpul tua-tua aja,” ucap Yono.

Proses melukis pun cukup unik. Yono dan pelukis lainnya biasa melihat panduan dari beberapa gambar dan digabungkan menjadi satu lukisan.

“Kita lebih melihat pasar, yang ramai apa kita buat. Kita mengintip mana yang laku, kita pengen eksperimen tapi sekarang malah beresiko. Udah lama bikinnya capek tapi nominalnya tidak bisa diharapkan,” jelas dia.

Pihaknya kerap menjual online lukisan yang sudah dibuat. Namun, karena sudah banyak orang yang mengetahui lukisan di Jenggot Art Studio, pesanan mudah didapat.

“Kita jual online juga sama kita sudah terbiasa ngamen di Jakarta jadi sedikit banyak sudah banyak yang tahu, walau pun udah lama tapi kontak ada kalau ada yang minta pesanan lebih mudah,” jelas dia.

Pria yang sudah 20 tahun melukis ini mengatakan, Jenggot Art Studio sudah masuk ke Kombi Pelukis Indonesia. Bahkan, hampir menggelar acara besar.

“ita awali dengan tujuh orang.Itu awalnya untuk penyemangat penulis muda, biar bisa mengatakan bahwa melukis menjanjikan. Tapi malah kena pandemi ini,” tandas dia.(afs/rez)

Exit mobile version