CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Juru Bicara Pusat Informasi Covid-19 Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal mengatakan, Kabupaten Cianjur masih lemah dalam tracing Covid-19. Ini menjadi penyebab Cianjur belum memenuhi syarat melaksanakan PPKM Level 1 dan masih bertahan di level 2.
Untuk diketahui syarat melaksanakan PPKM Level 1 yakni melakukan tes dengan sistem satu per 16 orang. Artinya satu orang positif Covid-19 dilakukan pelacakan ke 16 orang yang kontak erat.
“Yang ditargetkan satu tracing yakni 1 banding 16, namun saat ini satu banding sembilan. Sebelumnya lebih jauh, satu banding lima,” kata dia kepada wartawan, Minggu (12/9/2021).
Kendala lain yang dialami yakni ketersediaan alat tes Covid-19 seperti rapid antigen yang belum mencukupi. Pihaknya pun terus meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat agar bisa menyediakan alat tersebut.
Menuutnya, kondisi tersebut tidak hanya dirasakan oleh Cianjur saja. Kabupaten dan kota lainnya turut merasakan kurangnya ketersediaan alat tes.
“Bukan hanya kita, tapi kabupaten kota lainnya sama. Makanya kita terus desak provinsi,” ungkapnya.
Kata Yusman, Cianjur bisa berada di PPKM Level q jika tracing terpenuhi.
“Jika tracing bisa terpenuhi, maka kemungkinan Cianjur berada di level 1 pada evaluasi pekan mendatang,” jelasnya.
Ia memaparkan, sebelumnya sudah ada tim evaluasi yang datang untuk melihat kondisi Cianjur saat ini. Maka dari itu pihaknya merasa yakin Cianjur bisa berada di level 1.
Bupati Cianjur, Herman Suherman pun yakin Cianjur bisa berada di PPKM Level 1 dengan segala evaluasi dan fakta lapangan yang ada.
“Insyaallah saya yakin Cianjur bisa berada di level 1. Fakta di lapangan bisa kita ketahui dari mulai rumah sakit yang tempat isolasinya mulai berkurang dan angka kasus yang menurun,” tambahnya.
Namun, orang nomor satu di Cianjur ini berpesan agar masyarakat tidak euforia dengan Cianjur yang berada di level 2 atau nantinya di level 1. Tetapi tidak sertamerta melupakan protokol kesehatan (prokes).(afs/rez)