Kabar Terkini Kasus Penipuan Arisan dan Paket Lebaran di Cianjur

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Polres Cianjur masih melakukan penyidikan terhadap kasus penipuan arisan dan paket Lebaran. Kasus ini belum terselesaikan, banyak bukti yang belum kuat dari para pelapor.

Kasat Reskrim Polres Cianjur, AKP Anton, mengatakan, saat ini pihaknya tinggal proses menaikan status terduga pelaku penipuan arisan dan paket Lebaran, AN, sebagai tersangka. Proses pengumpulan masih berjalan.

“Paling seminggu, dua atau minggu. Belum (kenaikan status) karena kita masih mengumpulkan bukti yang ada,” tuturnya kepada wartawan di Mapolres Cianjur, Senin (17/08/2020).

Ia menuturkan, belum ada fakta baru dari kasus ini. Kerugian yang ditaksir dari pada pelapor pun ada di angka Rp9 miliar.

“Kasus penipuan ini teknik penyidikannya tidak sesimpel kasus yang kita laksanakan selama ini. Karena penipuan itu harus kroscek bukti yang dibawa dan saksi yang dibawa. Sementara dalam perkara ini ada pihak yang harus diperiksa, seperti reseller, ketua, korban,” jelasnya.

AKP Anton menyebut, dari bukti yang dibawa para korban hanya berupa pernyataan sepihak. Bahkan, ia mengatakan tidak ada bukti tanda terima.

“Bukan menghambat itu proses penyidikan. Tidak ada kesulitan sebenarnya, hanya prosesnya seperti itu. Tidak ingin menetapkan tersangka kalau buktinya tidak kuat,” kata dia.

Ia mengakui bahwa banyak pelapor membawa bukti yang kurang kuat. Bahkan ada pula korban atau saksi yang enggan diperiksa. Namun, ia menyebut, pihaknya tidak khawatir jika terduga pelaku berada di tempat yang jauh.

“Selama dia masih hidup kemana pun dia cari, kalau sudah naik. Status akan ada tindakan hukum.” tukasnya.

Awal Mula Kasus

Kasus ini mulai terdengar di masyarakat luas saat puluhan hingga ratusan emak-emak mendatangi sebuah rumah mewah di Kampung Tipar, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur, Jumat (31/7/2020). Mereka merasa jadi korban penipuan paket Lebaran yang tak kunjung datang.

Tak sedikit emak-emak menangis, merasa jadi korban penipuan dan menuntut ganti rugi karena paket Lebaran tak kunjung datang. Mereka sudah berbulan-bulan menunggu kepastian, hingga akhirnya habis kesabaran.

Salah seorang korban dugaan penipuan paket Lebaran asal Cianjur, UC, menceritakan ia telah mengikuti program ini sejak tahun 2019. Mama muda ini membayar sejumlah uang setiap bulan pada reseller. Uang tersebut kemudian disalurkan ke ketua kelompok dan disetor ke bos berinisial AN.

“Senilai Rp35 ribu per bulan. Dalam 12 bulan itu mendapatkan hasil seperti di foto, si reseller ngajak ade. Mulanya aku minat di paket lebaran senilai Rp60 ribu, tahun sekarang dapat HP, emas, terus barang lainnya,” kata dia kepada Cianjur Update, Jumat (31/07/2020).

UC dan para member dijanjikan paket Lebaran cair pada 20 Mei 2020, namun diundur dengan dalih adanya Covid-19. Penyelenggara paket pun membuat perjanjian bahwa seluruh paket akan cair hingga 31 Juli 2020.

Namun hingga waktu yang ditentukan, tak ada kepastian didapat para korban. Hingga akhirnya, puluhan hingga ratusan anggota paket Lebaran mendatangi rumah AN. Mereka mencari kepastian, namun tak ada kejelasan.

Langkah ke depannya, UC akan menagih ke reseller itu yang telah mengajaknya untuk program paket lebaran ini. “Sama kalau misalnya belum ada kepastian, mungkin reseller juga ke ketua karena mereka ini yang meyakinkan akan tangung jawab.” tukasnya.

Korban dari Lintas Profesi dan Daerah

Korban lainnya, IT, menuturkan korban paket Lebaran cukup banyak. Bukan hanya ibu rumah tangga, namun sampai ke pejabat dan lintas daerah di Cianjur dan Sukabumi.

“Dari buruh pabrik, pejabat, pegawai negeri, ibu rumah tangga, rata-rata itu dari Sukabumi Kota, totalna dari pabrik, Cianjur dan sekitarnya,” jelas dia.

IT mengaku mengikuti dua paket yaitu Lebaran 2019 dan bed cover. Namun, paket lebaran tahun ini belum cair. Hanya janji-janji yang didapatnya.

“Janjinya yang sekarang, kurban domba. Setorannya Rp15 ribu sebulan dapatnya Rp2 juta, kalau sapi Rp50 juta dapatnya Rp6 juta,” jelas dia.

Selain itu, ia menjelaskan, pencairan paket lebaran sempat diundur dan akan disatukan dengan paket lebaran. “Janjinya tanggal 15, terus 18, terus 20, 25, terus ada kabar pembagian tanggal 30-31 dari Bu A ke ketua tapi belum ada kabar, jadi didemo,” jelas dia.

Ia pun akan melakukan pelaporan ke pihak berwenang terkait persoalan yang menimpanya. “Insya Allah laporan ke polisi tapi bingungnya tak ada bukti soalnya tiap setoran gak dikasih bukti apa-apa, paling bukti transfer.” tutupnya.(afs/rez)

Exit mobile version