CIANJURUPDATE.COM – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Hukum Universitas Suryakancana mengadakan kajian komprehensif terkait Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS).
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman intelektual kader dalam isu yang semakin marak di masyarakat, Sabtu (19/10/2024) di Kedai Pagar 15, Cianjur.
Fitri Andriani, fasilitator acara, menjelaskan bahwa kajian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan kader HMI dalam menangani isu Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual.
Hal ini diharapkan dapat memperluas peran kader dalam mengembangkan diskusi publik serta mendorong advokasi kebijakan terkait KBGS di tingkat lokal maupun nasional.
“Dengan memahami lebih dalam tentang KBGS, kader diharapkan dapat lebih aktif dalam mengadvokasi kebijakan publik yang berkaitan dengan isu ini,” ujar Fitri.
Dalam kesempatan tersebut, Fitri juga memperkenalkan organisasi Youth Advisory Group Cianjur (YAG), yang berfokus pada pengawalan isu Power to Youth (PtY).
Organisasi ini turut aktif dalam memperjuangkan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), mengurangi perkawinan anak, serta menanggulangi kekerasan terhadap perempuan di Kabupaten Cianjur.
“Kami di YAG Cianjur mengawal isu-isu PtY, termasuk HKSR, Perkawinan Anak, dan Kekerasan Terhadap Perempuan, di level kabupaten,” ungkapnya.
Diskusi tematik tersebut dihadiri oleh 15 anggota HMI Komisariat Universitas Suryakancana, yang terdiri dari 8 perempuan dan 7 laki-laki.
Mereka dibagi menjadi dua kelompok untuk membahas berbagai bentuk Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual serta dampaknya terhadap masyarakat.
BACA JUGA: Terlibat Kasus Kekerasan Terhadap Siswa, Guru SMAN 2 Cianjur Ajukan Pensiun Dini
Salah satu peserta, Arya, memberikan pandangannya mengenai definisi KBGS.
Menurutnya, kekerasan berbasis gender dapat terjadi baik secara verbal maupun melalui teknologi informasi.
“KBGS adalah kekerasan yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui media teknologi, yang sebagian atau seluruhnya didorong oleh perbedaan gender,” jelas Arya.
Fitri berharap melalui kajian tematik seperti ini, wawasan dan sensitivitas kader terhadap isu Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual semakin meningkat.
Selain itu, diharapkan para kader dapat berperan aktif dalam berbagai isu Power to Youth.
BACA JUGA: Kekerasan Anak Viral di Media Sosial, P4AK: Tidak Dibenarkan Dalam Kondisi Apapun
“Saya berharap diskusi ini dapat memperluas pemahaman kita, baik sebagai fasilitator maupun anggota HMI. Dengan wawasan yang lebih luas, kita bisa berkontribusi aktif tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga bagi lingkungan sekitar dalam menghadapi isu KBGS dan PtY,” tutup Fitri.