Kalahkan Dewa Kipas dengan Skor 3-0, Ini Dia Profil Irene Sukandar, Pemilik Gelar Women Grand Master

CIANJURUPDATE.COM, Jakarta – Nama Woman Grand Master (WGM) Irene Kharisma Sukandar menjadi viral usai memenangkan duel caturnya melawan Dadang Subur atau Dewa Kipas.

Pertandingan yang disiarkan langsung di kanal YouTube milik pesulap Deddy Corbuzier pada Senin (22/3/2021) itu memang menjadi pertandingan persahabatan yang paling ditunggu.

Irene pun berhasil menundukkan Dewa Kipas dengan skor 3-0 dan membawa pulang hadiah Rp200 juta. Sementara Dewa Kipas mendapatkan uang Rp100 juta.

“Saya cuma mau bilang pada para netizen semua, setelah dari sini saya mohon jangan ada yang menghujat atau membully Pak Dadang lagi,” ujar Irene dalam YouTube Deddy Corbuzier.

Irene Sukandar sempat menganggap Dewa Kipas sudah mencoreng dunia catur Indonesia setelah di tuduh melakukan kecurangan saat menang atas akun Gotham Chess pecatur internasional IM Levy Rozman dalam aplikasi catur daring Chess.com.

Akun Dewa Kipas diblok Gotham Chess

Akun Dewa Kipas pun diblok dan kemudian banyak netizen menyerang Gotham Chess serta Chess.com.

“Saya bawa data, ini untuk akun Dewa Kipas. Kalau saya dengan Pak Dadang, dengan adanya pertandingan seperti ini, kita menjaga persahabatan dan silaturahmi. Ini bukan ajang pembuktian, ini untuk menjaga persahabatan,” sambungnya.

Jejak prestasi Irene Kharisma Sukandar

Seperti apa jejak prestasi Irene Kharisma Sukandar di kancah catur nasional dan Internasional?

Irene Kharisma Sukandar adalah seorang pecatur putri yang lahir di Jakarta, 7 April 1992.

Awal mula Irene berkenalan dengan papan catur ketika melihat sang ayah mengajari Kaisar Jenius Hakiki, kakak laki-lakinya, saat bermain catur.

Irene yang masih berusia 8 tahun juga sering mengantar kakaknya ke sekolah catur tanpa tahu bahwa ia punya bakat dalam bermain catur.

Mulai dari situ, Irene mulai tertarik melihat jalannya bidak catur. Lalu, sang ayah pun memasukkan dia ke sekolah catur.

Wanita penggemar cerita wayang dan pelajaran sejarah ini mulai berlatih di Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi, sejak 1999.

Irene lalu tumbuh menjadi pecatur putri yang hebat sejak mulai bersekolah catur. Maklum, karena pecatur yang akan menginjak usia 29 tahun itu selalu berlatih serius dari Senin-Jumat selama tiga hingga empat jam sehari.

Begitu giat berlatih, membuat Irene meraih gelar juara pertama kali ketika masih kelas IV SD.

Demi meningkatkan level permainan dan memperdalam pengalaman, Irene ikut bertarung di sektor putra.

Hasilnya pun berbuah manis, dia meraih beragam prestasi dan penghargaan, baik di dalam maupun luar negeri.

Irene Kharisma Sukandar Sukses Mendapatkan Gelar Grand Master

Hebatnya, Irene sukses mendapatkan gelar Master Nasional Wanita Termuda Indonesia dan menduduki peringkat 10 besar.

Ketika masih SMP, Irene berhasil mendapatkan gelar Master dari Federasi Catur Dunia (FIDE).

Kemudian, dia menjadi orang Indonesia pertama yang meraih gelar Grand Master Internasional Wanita (GMIW), mulai Desember 2008.

Kemampuannya dalam memainkan bidak catur membuatnya dipanggil Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) ke timnas catur Indonesia.

Dia pernah menjadi atlet termuda dari semua cabang ketika terpilih menjadi anggota kontingen Indonesia pada SEA Games Vietnam 2003.

Irene yang saat itu berusia 11 tahun pun sukses berprestasi dengan membawa pulang dua keping medali perak.

Pada 2014, Irene berhak menyandang gelar baru, Master Internasional (IM), gelar bagi pecatur laki-laki, setelah berjuang selama hampir enam tahun dan mencapai rating 2400.(sis/bbs)

Exit mobile version