CIANJURUPDATE.COM – Sejak berdirinya pada era 1980-an, Kampung Perajin Layang-layang di Kabupaten Cianjur telah menjadi pusat produksi layangan yang diminati bahkan di luar wilayah Cianjur.
Terletak di Kampung Pasir Cau Kulon, Desa Sukajaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kampung yang memproduksi berbagai jenis layangan ini telah mengukir sejarah yang membanggakan.
Abah Deden (59), salah seorang perajin layangan pertama di Desa Sukajaya, membagikan kisahnya tentang bagaimana ia mulai terlibat dalam industri ini.
BACA JUGA: Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe di Cianjur Mogok Produksi
Meskipun bukan asli warga Cianjur, Abah Deden menikah dengan orang dari daerah tersebut.
Sejak masa remajanya di Bandung, ia telah terlibat dalam pembuatan layangan. Keterampilannya ini akhirnya mendorongnya untuk membuka usaha layangan di Desa Sukajaya.
“Inisiatif untuk membuka usaha layang-layang di Desa Sukajaya muncul pada tahun 1985, saat permintaan layangan semakin meningkat di sekitar Cianjur dan bahkan Bandung,” ujarnya.
BACA JUGA: Minyak Goreng Mahal, Pabrik Kerupuk di Cianjur Terancam Gulung Tikar
Abah Deden awalnya menerima pesanan layangan hanya untuk wilayah sekitar Cianjur. Namun, dengan meningkatnya permintaan, ia merekrut warga setempat untuk membantu dalam produksi.
“Pada tahun 1985, jumlah pesanan layangan meningkat pesat, sehingga saya merekrut pemuda-pemuda dari sekitar Kampung Pasir Cau Kulon untuk membantu dalam produksi,” tambahnya.
Seiring berjalannya waktu, banyak warga sekitar yang sebelumnya bekerja dengan Abah Deden memutuskan untuk membuka usaha layangan sendiri di rumah masing-masing sehingga menjadi kampung perajin layang-layang di Cianjur.
BACA JUGA: Makin Pedas! di Cianjur, Harga Cabai Naik jadi Rp80 Ribu per Kilogram
Namun, mereka tetap menjual hasil produksi mereka kepada Abah Deden.
“Walaupun banyak yang mulai memproduksi sendiri di rumah, mereka tetap menjual layangan mereka kepada saya. Sampai saat ini, ada sekitar 10 kepala keluarga di kampung ini yang terlibat dalam produksi layangan,” jelasnya.
Selama bulan puasa, aktivitas produksi layangan di kampung ini meningkat pesat.
BACA JUGA: Kreatif! Komunitas SDC Ciptakan Produk Kerajinan Tangan dari Sampah
Hampir semua warga, dari anak-anak hingga dewasa, terlibat dalam pembuatan layangan sebagai salah satu sumber penghasilan tambahan selama bulan puasa.
Meskipun layangan-layangan ini diminati hingga ke luar daerah, terutama ke Bandung, Bogor, dan sekitarnya, Abah Deden menyatakan bahwa belum ada perhatian khusus dari pemerintah setempat terhadap industri ini.
Baginya, bantuan modal dari pemerintah akan sangat membantu dalam meningkatkan produksi.
BACA JUGA: Kreatif, Anak-anak di Cimacan Olah Limbah Jadi Kerajinan Berharga
“Dengan adanya perhatian dan bantuan modal dari pemerintah, kami berharap dapat meningkatkan produksi layangan kami. Semoga kedepannya, kampung ini dapat menjadi salah satu tempat wisata bagi mereka yang ingin melihat proses produksi layangan secara langsung,” pungkasnya.