Karaoke Dicuekin Bioskop Didemo, Amarah Netizen Mendidih

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Masyarakat dibuat kebingungan dan marah dengan beroperasionalnya tempat karaoke yang membandel di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya, berbeda ketika pembuatan bioskop yang kerap ditentang habis-habisan.

Salah satunya adalah Front Pembela Islam (FPI) Kabupaten Cianjur yang menjadi penentang ketika bioskop Dee Cinema dibangun di Ciloto pada 2017 lalu.

Dengan alasan dekat dengan masjid dan dapat menimbulkan kemaksiatan, mereka menutup paksa bioskop tersebut dan kini tidak beroperasi.

Kejadian itu membuat warga geram karena seharusnya FPI dapat melakukan hal yang sama pada tempat karaoke di Cianjur yang sampai sekarang masih beroperasi.

Emosi masyarakat pun terlihat ketika Cianjur Update menerbitkan berita berjudul ‘Bioskop Didemo Habis-habisan, Karoke SKY Diabaikan Ada Apa Dengan FPI?‘. Melalui kolom komentar, mereka menyampaikan kekesalannya.

“Kalau dipikir-pikir kenapa ya Sky yang nu loba PL na seksi-seksi, jelas gelap-gelapan di ruangan gak Didemo? Ari bioskop gak boleh ada dengan dalil gelap-gelapan cenah bisi maksiat. Marukan keur nonton teh bisa maksiat mereunnya? pan rame jelema,” tulis akun @lussiiannadevi.

“Mungkin untuk memerangi maksiat harus saling support ntara ormas dan pemerintah daerah. Kalo yang gerak cuma ormas Islam aja, tanpa ada kawalan dari Satpol PP ya percuma. Dan, tempat hiburan itu menjadi PR khusus pemerintah dan umum warga Cianjur,” timpa akun @didiktoyotadcm.

Namun, Ketua FPI Cianjur, Habib Hud Al-Idrus belum bisa menanggapi hal ini. Ketika Cianjur Update mencoba mengonfirmasi, pihaknya tidak memberikan tanggapan.

Sebelumnya, Habib Hud sempat mengungkapkan, pihaknya akan menindak tempat karaoke dengan caranya sendiri apabila pemerintah daerah selanjutnya tidak bisa menanganinya.

“Andai kata tuntutan kami tidak digubris, kami akan lakukan penertiban dengan cara kita sendiri,” tegasnya di Alun-alun Cianjur, Senin (2/11/2020).

Ia pun tidak menampik bahwa tempat karaoke memang hanya digunakan sebagai tempat maksiat. Termasuk pelacuran.

“Kita harus akui, tempat hiburan malam seperti karaoke hanya dijadikan sebagai kedok. Nyataan banyak kejadian tempat karaoke yang dijadikan tempat pelacuran,” jelas dia.(afs)

Exit mobile version