NasionalOpiniPendidikan

Kata Fahira Idris Tentang Penghapusan Pelajaran Agama di Sekolah

Bahkan jika dilihat lebih seksama, peran kelompok dengan identitas agama dalam kontestasi politik baru-baru ini sangat besar perannya.

Lanjut pada poin kedua, disebutkan paham ekstrimis masuk ke sekolah dan universitas. Saya melihat pernyataan ini hanya mencari kambing hitam saja. Tidak berani menunjuk langsung siapa dan seperti apa paham ekstrimis yang dimaksudkan.

Menekankan Character Building

Masih pada poin kedua, Ardiyansyah yang meluruskan pernyataan Darmono menyebutkan pendidikan agama harus menekankan character building. Hemat saya sederhana saja, masa’ sih apa yang diajarkan dalam agama perlu diarahkan oleh manusia?

Peran umat kaum agama dalam pembangunan bangsa sangat besar. Kemerdekaan yang kita hirup saat ini salah satunya peran besar umat beragama, para santri dan ulama yang rela mati berkalang tanah agar kita merdeka. Lantas setelah merdeka, kita malah mendiskreditkannya?

Fakta yang ada justru sebaliknya, lemahnya pendidikan agama menyebabkan moralitas anak bangsa terus tergerus. Jika moralitas sudah lemah, mana bisa generasi penerus bangsa melakukan pembangunan untuk kemajuan bangsa?

Saya melihat fenomena anak-anak rusak oleh narkoba, minuman keras, pemikiran liberal, seks bebas, gaya hidup hedonisme, korupsi dari lapisan atas, hingga masyarakat bawah, dan masalah lainnya, ini semua karena kurangnya pemahaman agama pada masing-masing kita.

Baca Juga: Kata Mereka tentang PPDB Sistem Zonasi

Coba lihat fenomena saat ini, orang tua siswa berlomba-lomba memasukkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah agama seperti pondok pesantren, sekolah Islam Terpadu, dan lainnya. Kok bisa? Jawabannya sederhana, pendidikan agama bisa membuat anak matang baik secara emosional, spiritual, hingga intelektualnya.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button