KCD IV Jabar Tegaskan, Bentuk Sumbangan Sekolah ‘Haram’ Dipatok

“Jadi KCD itu bukan mengizinkan atau tidak, tapi lebih ke koordinasi, evaluasi, dan verifikasi kegiatan program sekolah, ketatausahaan, pengelolaan dan pengendalian aspek kepegawaian, keuangan, aset, umum, dan kehumasan sekolah, serta menyusun rencana kegiatan dan anggaran,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, polemik seputar besaran sumbangan di SMKN 1 Cianjur mencuat ke permukaan.
Kali ini, keluhan datang langsung dari orang tua siswa yang merasa keberatan dengan besaran sumbangan yang ditetapkan oleh komite sekolah.
Menurut informasi yang dihimpun Cianjur Update Jumat, 6 September 2024, komite sekolah menetapkan besaran sumbangan minimal sebesar Rp4,7 juta hingga Rp5,8 juta untuk seluruh angkatan.
Dalam rapat yang telah digelar, komite juga menyampaikan bahwa kebutuhan dana sebenarnya mencapai Rp 2 miliar.
“Komite bilang butuh dana sekitar Rp 2 miliar lebih. Alasannya untuk mempertinggi benteng supaya gak ada orang yang masuk, beli komputer, renovasi musholla, renovasi kelas, bangun kantin, honor panitia PPDB, nambah gaji guru honorer, service AC, renovasi Aula sampai cat dinding,” papar salah seorang orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya.
Besaran sumbangan yang dianggap memberatkan ini pun, tentunya menimbulkan berbagai dampak.
Bahkan lanjut dia, salah satu siswa bahkan tidak menerima raport karena belum melunasi sumbangan.
“Kata kaka saya yang anaknya kelas XI, temannya ada yang belum lunas sumbangan, pas pembagian raport ditahan sama komite,” ujarnya.