CIANJURUPDATE.COM – Kebakaran terjadi di peternakan ayam milik PT Rismawan Pratama Bersinar di Cianjur, mengakibatkan 8.000 ekor anak ayam mati hangus terbakar.
Kebakaran Peternakan ayam itu terjadi pada Kamis malam (8/8/2024) di Kampung Ciwaru, Desa Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, sekitar pukul 23.30 WIB.
Menurut Yusef Yuswandi, anggota Pemadam Kebakaran (Damkar) Mako Cianjur, pihaknya menerima laporan terkait kebakaran tersebut pada pukul 00.35 WIB.
“Saat kami tiba di lokasi, api sudah membesar dan melalap habis kandang ayam,” ujar Yusef pada Jumat (9/8/2024).
Proses pemadaman api berlangsung hingga pukul 02.12 WIB, diikuti dengan proses pendinginan untuk memastikan tidak ada titik panas yang tersisa.
Yusef menjelaskan bahwa kebakaran ini dipicu oleh alat pemanas yang digunakan di dalam kandang, yang diduga menyebabkan api menyebar dengan cepat.
BACA JUGA: Segera Dijadikan Dinas, Bupati Cianjur Pastikan Alat Pemadam Kebakaran Terawat dan Layak Guna
“Kebakaran ini kemungkinan besar terjadi karena alat penghangat di kandang yang menyebabkan api menyebar dan membakar seluruh area kandang,” tambah Yusef.
Proses pemadaman terkendala oleh minimnya sumber air di sekitar lokasi, terutama karena musim kemarau.
Selain itu, peternakan tersebut tidak dilengkapi dengan alat proteksi kebakaran yang memadai, termasuk sistem penyimpanan air yang layak.
“Kami menghimbau kepada semua perusahaan, baik swasta maupun non-swasta, untuk memastikan ketersediaan alat proteksi kebakaran yang memadai,” tegasnya.
Sebanyak 26 personel dari berbagai unsur, termasuk tiga truk pemadam kebakaran, dikerahkan untuk memadamkan api.
“Tim terdiri dari enam petugas Damkar Cianjur, lima dari Ciranjang, serta 15 relawan,” tutup Yusef.
Kepala Kandang, Ahmad Munawar, menjelaskan bahwa kebakaran bermula saat salah satu penjaga kandang melaporkan adanya pemadaman listrik.
“Ketika saya tiba di lokasi, hanya berselang beberapa menit, api sudah membakar salah satu kandang,” kata Ahmad.
Akibat kebakaran ini, seluruh anak ayam yang berusia sekitar empat hari tersebut tewas terbakar.
Meskipun tidak ada korban jiwa dari pihak manusia, kerugian material diperkirakan mencapai Rp50 juta.
“Seluruh 8.000 anak ayam yang baru saja dikirim ke kandang tewas terbakar. Ini adalah kerugian yang sangat besar bagi kami,” ungkap Ahmad.
Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapan dalam menghadapi bencana kebakaran, terutama di lokasi yang rentan seperti peternakan.