Kecelakaan Maut di Jakarta Selatan Karena Mobil Pajero Akibatkan Pasutri Tewas

CIANJURUPDATE.CO, Nasional – Kecelakaan maut kembali terjadi di jalan NT. Haryono, Pancaran, Jakarta selatan. Kecelakaan maut ini disebabkan karena sebuah mobil pajero yang menabrak sejumlah mobil dan motor yang berada disana. Kejadian terjadi pada Rabu, 25 Mei waktu malam hari. Para saksi menyatakan bahwa mobil pajero berinisial BP 1125 SS tersebut menabrak 5 motor pengendara dan 2 mobil salah satunya taxi.

“Awalnya saya mengendarai taxi, tiba-tiba ada yang nabrak dari arah belakang. Ternyata mobil pajero yang berwarna hitam, setelah itu ia berhenti sejenak. Tak lama kemudian ia kembali mengendara dengan kecepatan tinggi dan menabrak hingga 5 motor. Kasihan itu mas, ada seorang pasutri yang tewas karena itu. Jadi saat mereka sedang menaiki motor, tiba-tiba saja mobil pajero tadi menyeruduk dari belakang. Kasihannya lagi mereka membawa anak sekitar usia 2 tahun. Pada waktu tabrakan tersebut sang anak terpental, sedangkan ayah dan ibunya tewas” ujar Kokoy, supir taxi.

Baca Juga: Akibat Tanggul Jebol, Pelabuhan di Tanjung Emas di Semarang Terendam Banjir

Korban tewas terkonfirmasi 2 orang yakni pasutri bernama Raka dan Nova. 4 korban lainnya mengalami luka-luka termasuk anak berusia 2 tahun tersebut. Para warga lalu membawa jenazah pasutri tersebut menuju RS Cipto Mangunkusumo, sedangkan untuk korban yang terluka menuju RS Budi Asih.

“Saya langsung lemes mas ketika datang seorang polantas dan gojek online ke rumah saya. Mereka menceritakan semuanya, karena anak saya juga bekerja di gojek sehingga temannya juga datang ke rumah saat itu. Saya dan keluarga memutuskan untuk meminta tanggung jawab pada terduga” Ujar Retno lestari, ibu korban.

Saat ini terduga masih menjalani proses tes urine untuk mengorek keterangan lebih lanjut. Namun hasilnya masih belum keluar, saat ini pihak Polda Metro Jaya masih meneliti kejadian lebih lanjut dengan mendatangi tempat kejadian.

Untuk korban yang tewas sendiri dikuburkan di pemakaman kampung bayur, Cipinang. Mereka dimakamkan secara berdampingan, sedangkan sang ibu Retno tak henti-hentinya menangis bahkan sampai pingsan dalam prosesi tersebut. (red)

Exit mobile version