Kekerasan Terhadap Perempuan di Cianjur Turun, Waspada Tetap Harus Dijaga

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Tingkat kekerasan terhadap perempuan di Kabupaten Cianjur turun signifikan dalam dua tahun terakhir. Meskipun demikian, pandemi Covid-19 masih membuka potensi kekerasan tersebut.

Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabuapaten Cianjur, Lidya Indayani Umar, mengatakan, kekerasan fisik, seksual, dan psikis terhadap perempuan mulai berkurang. Namun, sejak pandemi Covid-19 ini ada beberapa kasus seperti Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) karena ekonomi.

“Percekcokan keluarga karena tertekan ekonomi atau suami di-PHK sehingga jadi ada pertengkaran,” tutur dia kepada Cianjur Update, Selasa (9/3/2021).

Setidaknya kekerasan terhadap perempuan di Cianjur turun sebanyak 30 persen selama dua tahun terakhir. Bahkan, di tahun 2021 hanya ada empat perkara yang kini ditangani P2TP2A. Meski begitu, kekerasan juga berpotensi terimbas pada perempuan remaja akibat berpacaran.

“Sekarang kita melihat kekerasan dalam pacaran, sebenarnya dalam pacaran itu ada banyak juga yang masuk ke kami. Sebabnya bisa cemburu hingga terjadi keributan. Kalau dalam pacaran kebanyakan lebih ke perempuan usia anak, dimana mereka sering salah paham dan kondisi labil jadi terjadi kekerasan. Dan, kekerasan seksual yang lebih sering terjadi,” sebut dia.

Dengan teknologi internet dan sosial media yang berkembang pesat, kekerasan pada perempuan pun bisa terjadi secara daring. Hal itu dinilai memerlukan perhatian khusus.

“Bisa dapat bullying dari dampak sosial media dan internet. Ini perlu perhatian khususnya dampak Covid-19 cukup berpengaruh, seperti di pedesaan juga kalau datang terus pacar bisa jadi omongan. Apalagi sekarang harus 19 tahun kalau mau menikah,” kata Lidya Indayani Umar.

Lidya menyebut, kekerasan dalam lingkup domestik dan publik sangat mungkin terjadi. Di ranah publik seperti mendapat pelecehan di tempat umum dan KDRT di ranah domestik.

“Jadi kami mengimbau remaja atau ibu-ibu mari sama-sama menjaga diri kita, keluarga kita dan kita menolak kekerasan dalam bentuk apapun,” jelas dia.

Ia berharap perempuan harus senantia waspada dalam menjaga diri khususnya bagi remaja. Tak lupa, di tengah pandemi Covid-19 ini ibu rumah tangga perlu menjaga psikis dan sebisa mungkin saling memahami situasi dengan pasangan.

“Jangan sampai muncul lagi kekerasan fisik dan juga kekerasan psikis juga karena ekonomi. Mari mengkuatkan ketahanan diri keluarga dan menghindari segala bentuk kekerasan, mari bersama-sama menolak kekerasan dalam bentuk apapun,” tandasnya.(afs/rez)

Exit mobile version