Kementrian ESDM Bareng Stakeholder Lakukan Audensi Rencana Pembangunan Geothermal

CIANJURUPDATE.COM, Cipanas – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI bersama sejumlah stakeholder di wilayah Utara Cianjur melalukan audensi sekaligus sosialisasi terkait rencana pembangunan daya panas bumi atau Geotermal di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Audensi tersebut dilakukan sehubungan akan dilakukan penugasan survei pendahuluan oleh PT Daya Emas Geopatra Pangrango yang digelar di Aula Berlian Resort Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jumat (22/10/2022).

Sub Koordinator Penyiapan dan Evaluasi Sumber Daya Panas Bumi Kementerian ESDM, Andi Susmanto mengatakan, adanya sosialisasi ini merupakan tahap lanjutan sebelum nantinya akan dilakukan survei pendahuluan yang ada di wilayah Cipanas.

BACA JUGA: DPR RI Dukung Pembangunan Proyek Geothermal di Kawasan TNGGP

“Jadi nanti ada beberapa tahapan selanjutnya. Makanya kali ini kita lakukan sosialisasi dan audensi. Sehingga diharapkan masyarakat dan seluruh stakeholder yang ada memiliki pemahaman yang lebih detail soal rencana pembangunan Geothermal ini,” ujarnya.

Bahkan, pihaknya pun kedepan akan melakukan sosialisasi-sosialisasi kembali bersama badan usaha pelaksanaan PSBE dalam hal ini PT Daya Emas Geopatra Pangrango.

Tak hanya itu, Andi menjelaskan, sosialisasi yang digelar ini secara umum memaparkan bagaimana manfaat panas bumi itu. Sehingga audensi yang ditampilkan itu lebih didominasi terkait gambaran umum panas bumi sebagai energi yang ramah lingkungan.

Karena menurutnya, Indonesia itu ternyata memiliki surganya panas bumi dengan kapasitas terpasang nomor dua cadangan di dunia.

“Kami harapkan memang di negeri ini kita bisa naik kelas bahkan menjadi peringkat pertama untuk pengembangan panas bumi nomer di dunia,” katanya.

Menurut Andi, pengembangan panas bumi di kawasan Indonesia itu sudah lebih dari 35 tahun dan telah bisa dinikmati bersama-sama dalam bentuk listrik. Bahkan yang paling penting pemanfaatan panas bumi itu adalah untuk area setempat dan terdekat.

“Jadi tentunya dengan pemanfaatan yang tepat bagi masyarakat, kita dorong rencana ini. Demi menggantikan energi fosil yang baik dan bisa berjalan dengan lancar sesuai tujuan bersama,” ujarnya.

LIHAT JUGA: Relawan Montana Tolak Rencana Proyek Geothermal di Kawasan TNGGP

Lanjut Andi, kenapa pengembangan panas bumi di kawasan TNGGP ini cukup penting, menurutnya, Gunung Gede ini secara teknis itu memiliki temperatur resorvoice cukup tinggi di atas 223 derajat Celcius yang sangat bagus untuk pengembangan panas bumi.

“Nah ini baik menggunakan teknologi konvensional maupun teknologi binary karena secara teknis juga sangat mementingkan bagi masyarakat. Kemudian dari aspek kelayakan tentunya kita berharap energi yang secara ekonomi ini dapat terjangkau masyarakat dan harga PLN tentunya sudah diatur juga oleh Perpres 112 tahun 2002,” paparnya.

Tentunya, lanjut Andi, hari ini termasuk aspek lingkungan yang sedang dikoordinasikan oleh Kementerian dengan melibatkan seluruh stakeholder dari Kementerian ESDM, LHK, BPN, pemerintah daerah dan badan usaha sendiri.

“Kami tegaskan bahwa kawasan konservasi di sini tentunya akan tetap aman. Bahkan zona pemanfaatannya pun tidak akan terdampak. karena kelestarian lingkungan dan keberlangsungan hewani maupun hayati di kawasan hutan dan konservasi akan tetap dijaga,” tuturnya.

Selain itu, masih di katakan Andi, beberapa pengembangan panas bumi pun sudah dilakukan, bahkan pengembangan panas bumi di Indonesia yang pertama itu ada di kawasan konservasi Papandayan, Darajat dan Gunung Salak.

“Jadi harapan kami hubungan dari semua stakeholder termasuk masyarakat di sekitar kawasan Cipanas secara umum Kabupaten Cianjur dapat mendorong pengembangan panas bumi yang ramah lingkungan, dan mudah-mudah bisa direalisasikan dengan lancar tanpa hambatan,” pungkasnya. (ren/hrm)

Exit mobile version