CIANJURUPDATE.COM, Cilaku – Penyakit lupus atau lupus eritematosus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat menyebabkan peradangan di beberapa bagian tubuh.
Peradangan tersebut bisa menyerang kulit, sendi, ginjal, hingga otak. Penyakit lupus bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh kaum wanita.
Praktisi Kesehatan Cianjur, dr Yusuf Nugraha mengatakan, penyakit autoimun adalah di mana sistem imunitas atau kekebalan tubuh menyerang tubuhnya sendiri.
Sistem kekebalan tubuh yang dimiliki dapat menyerang sel, jaringan, dan organ tubuhnya yang sehat. Sehingga tubuh penderitanya tidak mampu mengenali substansi asing (no-self) dengan sel dan jaringan tubuhnya sendiri (self).
“Ibaratnya tubuh kita itu semua punya tentara yang fungsinya melawan musuh dalam tubuh. Tetapi karena terjadi kelainan, maka tentara tersebut malah menyerang tubuhnya sendiri,” tutur dr Yusuf kepada Cianjur Update, Selasa (11/5/2021).
Ia mengatakan, jika penyebabnya belum diketahui secara pasti. Tetapi bisa berasal dari kombinasi faktor genetik dan lingkungan, beberapa pemicu bisa juga dari paparan sinar matahari dan penyakit infeksi.
“Gejala lupus bisa sangat beragam dan berbeda antara satu penderita dengan penderita lain. Tetapi terdapat sejumlah gejala umum yang bisa terjadi, yaitu nyeri dan kaku sendi, ruam di kulit dan lebih sering terjadi di pipi dan hidung. Selain itu kelelahan yang tidak diketahui sebabnya, kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari, penurunan berat badan, demam tanpa sebab yang jelas, pucat pada jari tangan atau jari kaki, terakhir sariawan,” bebernya.
Saat ini, lanjutnya, penyakit lupus tidak bisa disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk meredakan keluhan, mencegah munculnya gejala, dan menghambat perkembangan penyakit.
“Pengobatan akan dilakukan dengan beberapa cara, antara lain pemberian obat-obatan, penerapan pola hidup sehat, dan pengelolaan stres dengan cara yang positif,” ucapnya.
Selain itu, penyakit lupus tidak dapat dicegah. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurukan risiko terkena lupus atau mencegah kambuhnya keluhan dan gejala.
“Misalnya dengan menerapkan gaya hidup sehat, menghindari pemicu lupus, dan melakukan kontrol kesehatan ke dokter secara berkala,” jelasnya.
Menurutnya, data untuk penderita penyakit lupus di Indonesia belum diketahui secara pasti. Tetapi berdasarkan data sistem informasi Rumah Sakit (SIRS) online, terdapat 858 rumah sakit yang melaporkan data pasien Lupus pada 2016.
“Ada 2.116 pasien rawat inap yang didiagnosis mengidap penyakit lupus dan 550 pasien di antaranya meninggal dunia,” pungkasnya.(ct9/sis)