Berita

Kereta Kencana Cianjur Dicat Merah, Budayawan: Memalukan

Ketika marwah kebudayaan sudah telah tergantikan oleh politik pragmatis, maka akan sangat berbahaya. Baik dalam aspek pengembangan, maupun pelestarian kebuayaan.

“Artinya bahwa kebudayaan dalam konteks kekinian dijadikan kendaraan politik,” ungkap dia.

Tidak hanya soal kereta kencana, pria yang akrab disapa Yus Wiradiredja ini pun mempertanyakan mengapa Cianjur semakin memerah dalam berbagai hal. Bahkan, ia menyebut, tidak pernah ditemukan fenomena ini di daerah lain.

“Di daerah lain belum ada, malah yang lebih anehnya, di Cianjur malah jadi warna merah semua. Ini jelas, walaupun orang awam ketika melihat merah itu langsung berpikir ke politik,” sebut dia.

Sehingga, ketika kereta kencana Cianjur berubah menjadi warna merah, Yus menyebut hal itu sebagai hal yang memalukan dan memprihatinkan. Apalagi Cianjur pernah menjadi pusat pemerintahan Priangan di masa Hindia-Belanda.

“Saya sebagai pegiat budaya, saya sangat prihatin sekaligus memalukan. Kenapa? Karena kita tahu bahwa Cianjur 1815 sampai 1864 menjadi pusat pemerintahan Priangan,” jelas dia.

“Artinya kalau kita melihat dari sisi keberadaan Cianjur itu kenapa Hindia-Belanda memilih Canjur dapat dipastikan bahwa Cianjur itu sarat akan potensi sumber daya,” imbuh dia.

Ia pun menyebut bahwa kereta kencana Cianjur yang berubah menjadi warna merah sebagai hal yang naif. Ia pun berpesan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur untuk belajar dari sejarah tentang nilai kebudayaan Cianjur yang sebenarnya.

“Termasuk para legislator, bukan hanya duduk manis dengan gaji besar tanpa memikirkan rakyat yang harus didengar. Sehingga, mereka bisa menjadi pilar yang membuat legilator secara keberasamaan untuk melihat realitas Cianjur yang sampai saat ini semkain terpuruk dari berbagai aspek,” ungkap dia.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button