Opini

Kiat Menjadi Penulis yang Bisa Bersaing di Tengah Gempuran AI

AI tidak punya empati, intuisi, dan orisinalitas yang lahir dari pergulatan batin dan interaksi sosial sesungguhnya.

Memang, kemampuan menulis dasar seperti menyusun kalimat efektif atau merangkum informasi mungkin perlahan jadi skill basic karena AI bisa melakukannya.

Kalau sudah begini, bukan berarti kita menyerah.

Justru, ini saatnya otak kita yang perlu di-upgrade.

BACA JUGA: Tips Beli Rumah Second dari PLN, Pastikan Kelistrikan Aman dan Normal

Penulis Wajib Naik Level

Kita harus naik level. Bagaimana caranya?

Perkuat kemampuan analisis mendalam, riset yang tidak hanya di permukaan (termasuk turun lapangan atau wawancara), dan bangun jejaring untuk mendapatkan informasi eksklusif.

Dengan modal ini, kita bisa menghasilkan tulisan yang ‘berdaging’, punya perspektif unik, dan menyentuh sisi manusiawi pembaca, sesuatu yang sulit dihasilkan AI.

Coba perhatikan, tulisan yang murni dihasilkan AI seringkali terasa generik, datar, dan jawabannya itu-itu saja, mudah ditemui di mana-mana.

Di sinilah letak ‘taring’ penulis di era AI yakni menawarkan pandangan baru, menjawab pertanyaan pembaca dengan solusi yang out-of-the-box, dan menyajikan cerita dengan ‘rasa’.

Ketika tulisan kita mampu memberikan insight yang tidak umum atau menggugah emosi, pembaca akan tetap mencari karya kita.

BACA JUGA: Ingin Memulai Usaha? Ikuti 6 Cara Beternak Ayam Pelung Cianjur untuk Pemula dengan Tips Praktis dan Efektif

Jago Menulis Saja Belum Cukup

Tapi, tunggu dulu. Jago menulis saja ternyata belum cukup di era digital ini.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button