Kisah Aimar, Anak Berkelamin Ganda di Cianjur yang Butuh Bantuan

CIANJURUPDATE.COM, Haurwangi – Seorang anak bernama Aimar Qolbi Rajabi (3) mengalami hal yang cukup langka dalam sejarah medis. Anak dari pasangan Iyan (45) dan Ida (37) ini memiliki kelamin ganda.

Berada di Kampung Malereng, RT 5/RW 5, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Aimar tinggal bersama kedua orang tuanya di sebuah rumah yang sederhana.

Iyan, ayah dari Aimar, mengatakan bahwa sejak lahir anaknya itu berkelamin ganda. Namun, Iyan yang saat itu sedang merantau di Jakarta tidak mampu untuk membiayai berbagai pemeriksaan yang harus dilakukan demi anak ketiganya itu.

“Sejak lahir sudah seperti itu, namun kan gak ada biaya. Aimar lahir di Jakarta, di Puskesmas Cakung kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Persahabatan, saat itu saya sedang merantau di sana,” tuturnya saat ditemui Cianjur Update, Selasa (3/9/2019).

Setelah usia Aimar tiga tahun, Iyan dan Ida baru bisa melakukan tes kromosom di Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, pada 20 Agustus lalu. Namun, ia belum bisa melunasi biaya meskipun telah menggunakan BPJS.

“Tes kromosom itu nunggu satu bulan. Setelah keluar baru bisa suntik hormon dan operasi. Tapi, ya biaya dari mana. Dengan biaya tes kromosom saja saya sudah kewalahan tuturnya.

Iyan begitu yakin bahwa anaknya itu merupakan seorang laki-laki. Sejak kecil ia selalu memberikan mainan laki-laki padanya. “Kalo saya yakin laki-laki, jadi ya dikasih mainannya untuk laki-laki gitu,” kata dia.

Iyan hanya bekerja sebagai pekerja serabutan, sedangkan Ida hanya menghidupi keluarga dengan berjualan gorengan. Meski demikian, mereka tetap berusaha untuk bisa membuat anaknya normal kembali.

“Saya kerja ya gini, serabutan. Paling bantu istri yang jualan gorengan di depan, gitu,” ungkapnya.

Berharap Bantuan

Sementara itu, Ida mengatakan bahwa dirinya tidak akan menyerah demi anaknya. Kalau ada informasi mengenai program pengobatan untuk Aimar, ia akan mendatanginya.

“Saya udah kemana-mana. Ada yang ngasih tahu ke sini saya datang, ngasih tahu ke situ saya pasti penuhi syarat namun belum ada yang menghasilkan,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Selain itu, Ida mengungkapkan bahwa ia pernah mengajukan BPJS ke Dinas Sosial Kabupaten Cianjur namun tidak ada hasil selama dua bulan. Kemudian, ia mengajukan ke kades setempat dan akhirnya mendapatkan BPJS.

“Saya juga pernah ngajuin BPJS ke Dinsos, datang langsung. Namun udah dua bulan gak ada kepastian. Alhamdulillah setelah ngajuin ke Lurah (kades), sebulan bisa dapet,” tuturnya.

Bahkan, Aimar yang sudah mulai memahami ucapan orang dewasa mulai mempertanyakan kelainan yang ada di tubuhnya. Tak hanya itu, Ida pun mengatakan kalau Aimar kerap mengatakan tak ingin menjadi perempuan.

“Kadang dia nanya kenapa kelamin Aimar kayak gini. Bahkan dia pernah bilang kalau dia gak mau jadi perempuan, mungkin dia dengar obrolan kami dengan dokter,” ujarnya.

Ida berharap keluarganya mendapatkan bantuan demi kesembuhan anaknya itu. Ia akan tetap melakukan apapun untuk anaknya itu.

“Ya harapannya ada yang bisa bantu. Rumah juga ini rumah orang tua. Untuk hidup saja dengan pekerjaan yang segitu aja. Kalau gak jualan kan biayanya dari mana?” pungkasnya.(ct1)

Reporter: Afsal Muhammad
Editor : M Rezs Fauzie

Exit mobile version