Berita

Kisah Haru Anak Cibeber dengan Kelamin Ganda, Tunarungu, dan Tunawicara

BACA JUGA: Baznas Salurkan Bantuan Untuk Anak Berkelamin Ganda

Dokter kemudian menawarkan opsi operasi untuk memperbaiki kondisi kelamin ganda pada anak tersebut.

Namun, Dedi memutuskan untuk menunggu hingga anaknya berusia tujuh tahun sebelum menjalani operasi.

“Alhamdulillah, ketika usia tujuh tahun, operasi pertama berhasil dilakukan dengan bantuan pemerintah,” tambah Dedi.

Meskipun begitu, masih ada operasi lanjutan yang harus dilakukan. Namun, Dedi sedang menunggu hasil konsultasi dari dokter mengenai langkah selanjutnya.

Selain kelainan kelamin, Wahda juga memiliki gangguan pendengaran dan belum bisa berbicara. Ia telah diberikan alat bantu dengar yang diperoleh melalui bantuan dari Kementerian Sosial.

“Saat itu dokter memvonis anak saya tunarungu dan tunawicara. Sebagai orang tua, tentu saya merasa sedih, tapi bagaimanapun, dia tetap darah daging saya,” kata Dedi dengan nada haru.

BACA JUGA: Aimar, Anak Berkelamin Ganda di Cianjur Diperiksa di RSHS Bandung

Saat ini, di usia sembilan tahun, Wahda belum bisa bersekolah karena memerlukan pendidikan khusus di sekolah luar biasa (SLB).

Dedi berharap anaknya bisa segera bersekolah di SLB agar dapat berkembang seperti anak-anak lainnya.

Di sisi lain, Sekretaris Desa Cimanggu, Dendi Setiawandi, menyatakan bahwa pihak desa telah memberikan pendampingan sejak awal, termasuk membantu keluarga ini dalam proses pengobatan di rumah sakit.

Selain itu, keluarga Wahda juga telah menerima bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH).

“Bapak Bupati juga telah menginstruksikan kepada Kepala Desa untuk terus mendampingi keluarga ini, dan Kepala Desa siap memberikan bantuan yang dibutuhkan,” pungkas Dendi.

Laman sebelumnya 1 2

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button