Kisah Ketangguhan Relawan Bencana di Cianjur, Dibayar Karena Allah, Sekuat Tenaga Melakukan Penyelamatan
![Kisah Ketangguhan Relawan Bencana di Cianjur, Dibayar Karena Allah, Sekuat Tenaga Melakukan Penyelamatan](/wp-content/uploads/2021/03/IMG-20210320-WA0017-780x470.jpg)
“Sebenarnya kalau ditanya suka duka paling banyak mungkin, kalau tidur di mana saja, logistik seadanya. Intinya jadi sebetulnya kita harus bisa bertahan dalam semua kondisi,” ungkapnya.
Selain itu, Cepi menceritakan, duka saat penanganan di lapangan seperti kasus pencarian orang hilang yang hanyut di Pantai Jayanti Cidaun. Baginya duka, karena dalam seminggu korban tidak kunjung ditemukan. Bagi Cepi, itu suatu kegagalan sebagai relawan, namun apa boleh buat, karena itu faktor alam, sehingga ia tidak bisa apa-apa dan hanya bisa mendoakan korban.
Selain itu, sambung Cepi, waktu penanganan orang terjepit di badan truk tangki BBM di Tanggeung menjadi duka karena ketika penanganan sebetulnya ia tengah bermain dengan bom waktu. Karena, menurutnya, isi dalam mobil truk tersebut adalah BBM jenis Pertalite dan Premium yang mudah terbakar.
“Saya dan tim ada di sana, jika tangki meledak, otomatis kami pun akan jadi korban juga. Namun, alhamdulillah di sana kami mendapatkan suka, karena korban bisa terangkat dan itu suatu kebanggaan bagi kami,” terangnya.
Cepi menuturkan, ada pengalaman evakuasi yang paling parah dialaminya, yaitu saat mencari korban kapal sukoi yang jatuh menabrak Gunung Salak. Karena ketika di sana, ia bersama tim relawan harus benar-benar berjuang mati-matian untuk mencari korban pesawat yang meledak.
“Itu yang paling parah kang, karena saat evakuasi kita juga masuk jalur di sana. Untuk masuk ke situnya saja sudah sulit, tapi kami bersama tim bershukur bisa melakukan evakuasi,” bebernya.