Kisah “Sanghyang Tapak” Gunung Mananggel dan Misteri Alunan Musik Gamelan
![Sanghyang Tapak Gunung Mananggel](/wp-content/uploads/2021/01/IMG-20210110-WA0025.jpg)
Agar bisa sampai ke Situs Batu Sanghyang Tapak, mau tidak mau, harus mendaki Gunung Mananggel yang memiliki ketinggian ± 836 meter di atas permukaan laut. Sebelumnya, kalian juga harus melewati batuan yang lainnya, terdapat sejumlah batu yang tersusun rapi di sekitarnya.
Batu-batu yang berderet memanjang membentuk terasering atau susunan batu yang sengaja disusun, mirip dengan susunan batu di situs-situs lainnya. Ada yang meyakini, fungsinya adalah untuk penahan erosi tanah atau untuk penyangga batu yang ada di puncaknya.
Selain itu, Anda akan melewati batu hitam pegunungan, ditemukan juga satu kompleks kecil batu-batu tersusun bukan alamiah yang disebut Watu Pangeureunan atau Batu Pemberhentian. Di komplek kecil batu ini terdapat batu persegi yang menancap ke dalam tanah berukuran kurang lebih 50 sentimeter persegi dan tinggi kurang lebih 130 sentimeter.
Di sekitarnya, beberapa batu besar berbentuk lonjong kebulat-bulatan mengelilingi tumpukan batu ukuran sedang yang ditumbuhi pohon Hanjuang Hijau. Tidak jauh dari tumpukan itu, juga terdapat batu memanjang semi persegi panjang berukuran lebih kurang 50×90 sentimeter.
Misteri “Sanghyang Tapak” Gunung Mananggel
Konon, menurut penduduk setempat, batu besar panjang ini dahulunya berdiri tegak dan ada pasangannya. Namun, salah satu batu itu rubuh kemungkinan akibat tertimpa pohon tumbang.
Setelah melewati Watu Pangeureunan, pada pelataran puncak di ketinggian dan akan bertemu dengan Watu Sawala. Di area ini terdapat batu-batu yang tersusun menyerupai tempat duduk dan meja. Ukuran batu-batu lonjong ini cukup besar dibandingkan dengan batu-batu di komplek Batu Pangereunan. Setelah melewati batu-batu tersebut, baru akan didapati jejak telapak kaki manusia di atas sebuah batu.