Kisah Selamatnya Jenderal AH Nasution dan Sukendro dari G30S, Upaya Meloloskan Diri dari Maut
![Kisah Selamatnya Jenderal AH Nasution dan Sukendro dari G30S, Upaya Meloloskan Diri dari Maut](/wp-content/uploads/2024/10/Kisah-Selamatnya-Jenderal-AH-Nasution-dan-Sukendro-dari-G30S-Upaya-Meloloskan-Diri-dari-Maut.webp)
Sukendro Selamat Berkat Tugas Negara
Jenderal Sukendro, seorang jenderal lain yang menjadi target operasi G30S, selamat karena pada saat peristiwa tersebut terjadi, ia sedang berada di luar negeri.
Sukendro ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk menghadiri peringatan Hari Kelahiran Republik China pada 1 Oktober 1965 di Beijing.
Hal inilah yang membuatnya terhindar dari penculikan.
Sukendro dikenal sebagai sosok yang memiliki kedekatan dengan pejabat Amerika Serikat (CIA) dan menjadi salah satu penghubung penting antara militer Indonesia dengan kedutaan besar AS.
Meski berhasil lolos dari peristiwa G30S, Sukendro kemudian tersingkir setelah Soeharto naik ke tampuk kekuasaan pada 1966.
Perannya di militer tergeser oleh Ali Moertopo, dan Sukendro sempat ditahan tanpa proses pengadilan atas perintah Presiden Soeharto sebelum akhirnya meninggal pada 1984.
BACA JUGA:Â Nonton Film Pengkhianatan G30S/PKI 1965 Full Movie
Tragedi dan Fitnah
Bagi Nasution, peristiwa G30S bukan hanya sebuah tragedi pembunuhan, tetapi juga diwarnai dengan berbagai fitnah yang menghancurkan nama baiknya dan para jenderal yang gugur.
Dalam pidato perpisahan saat pemakaman Pahlawan Revolusi, Nasution berulang kali menyebut tentang fitnah yang dialaminya dan rekannya.
Ia menegaskan bahwa fitnah lebih jahat daripada pembunuhan, dan mereka telah difitnah selama perjuangan membela bangsa.
Peristiwa G30S meninggalkan luka mendalam bagi sejarah bangsa Indonesia, terutama bagi keluarga korban yang kehilangan orang-orang tercinta.