Kisah Yatim Piatu Bernama Unik Khas Eropa, Dengan Kondisi Hidup Memilukan
![](/wp-content/uploads/2019/01/Kisah-Yatim-Piatu-Bernama-Unik-Khas-Eropa-Dengan-Kisah-Hidup-Memilukan-532x470.jpeg)
“Misalnya Bosnia. Di Bosnia ada sejarah perjuangan umat muslim dalam kedaulatan negara tersebut, sehingga ayah menyematkan nama negara itu kepada Kakak dengan harapan bisa mempunyai nilai semangat perjuangan pada anak pertama,” sebut Chechnya.
Hidup Mandiri Mengurus Adik-adik yang Masih Bersekolah
Kini, mereka tinggal berlima di rumah peninggalan orangtuanya. Bosnia sebagai kakak pertama, bekerja di Kota Bandung untuk memenuhi kebutuhan adik-adiknya. Sedangkan Chechnya, tinggal di rumah untuk mengurusi ke empat adiknya yang masih bersekolah.
![](/wp-content/uploads/2019/01/Kisah-Yatim-Piatu-Bernama-Unik-Khas-Eropa-Dengan-Kisah-Hidup-Memilukan-2-1024x768.jpeg)
“Iqlima kelas tiga SMP, Yordania kelas satu SMP, Safa kelas tiga SD, dan Salsabila masih belajar di PAUD,” jelas Chechnya.
Sambung Chechnya, kondisi ini sudah dijalaninya sejak ia lulus SMA. Pasalnya, ayahnya Saepudin, meninggal dunia karena penyakit liver. Sejak itu, dia harus menghidupi keempat adiknya, dan mengurus segala kebutuhannya untuk bersekolah.
“Kalau Ibu sudah meninggal lima tahun yang lalu, sesaat sesudah melahirkan adik bungsu Salsabila. Sedangkan ayah meninggal setelah saya lulus sekolah,” ucapnya.
Meskipun hidup mandiri, namun Chechnya mengaku tidak mau menggantungkan harapan kepada oranglain yang merasa iba kepadanya. Ia lebih memilih terus berjuang, dan berdoa kepada tuhan untuk diberikan kekuatan.
“Alhamdulillah ada allah maha baik. Allah selalu menggerakan hati orang-orang untuk mau membantu kami. Meski begitu, tapi kami gak mau mengandalkan kebaikan orang. Kami lebih memilih berdoa untuk menyerahkan segala sesuatunya kepada allah,” ungkapnya.
Padahal, perhari Chechnya harus mengeluarkan uang sebesar Rp50 ribu untuk kebutuhan uang jajan sekolah dan makan di rumah adik-adiknya.