CIANJURUPDATE.COM, Papua – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan penyerangan pada tenaga kesehatan (nakes) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021).
Sejumlah fasilitas kesehatan dan pendidikan dibakar dalam kejadian itu oleh KKB. Dua tenaga kesehatan sempat hilang dalam penyerangan.
Pada Rabu (15/9/2021), aparat keamanan menemukan dua orang nakes di jurang. Gabriella Meilani ditemukan dalam keadaan tewas, sedangkan Kristina Sampe masih dalam keadaan hidup.
Kantor Staf Presiden (KSP) mengatakan bahwa KKB telah melanggar Undang-Undang Hak Asasi Manusia (UU HAM).
Deputi V KSP Jaleswari Pramodhawardani memaparkan, KKB juga melanggar sejumlah undang-undang, seperti UU Kesehatan, UU Keperawatan, UU Rumah Sakit, dan UU Kekarantinaan Kesehatan.
“Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh KKB terhadap tenaga kesehatan ini merupakan pelanggaran serius terhadap UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,” kata Jaleswari dalam keterangan tertulis, Jumat (17/9/2021).
Jaleswari menyebut, KKB tidak mempunyai rasa kemanusiaan. Dia meminta kelompok tersebut untuk menghentikan aksi-aksi kekerasan di Papua.
Wakil Komisaris Utama PT Pindad itu meminta, aparat keamanan bertindak tegas. Ia berharap, aparat segera menuntaskan aksi kekerasan KKB di Papua.
“Aparat penegak hukum harus bertindak dan melakukan penegakan hukum secara tegas dan tuntas atas serangkaian aksi teror KKB,” kata Jaleswari.
Penyerangan KKB Terhadap TNI-Polri
Penyerangan terhadap TNI-Polri, KKB melakukan penembakan saat aparat tengah berupaya mengevakuasi jenazah Suster Gabriella Meilani dari jurang sedalam 300 meter di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua.
“Selama proses evakuasi, personel gabungan TNI-Polri sempat mendapatkan gangguan tembakan dari KKB yang dilakukan dari seberang jurang lokasi jenazah Suster Gabriella ditemukan,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal, Jumat (17/9/2021).
Aparat akhirnya berhasil memukul mundur KKB dan gangguan ini dapat diatasi oleh personel. Tak hanya gangguan dari KKB, TNI-Polri juga terkendala dengan kondisi medan yang berbahaya.
Menurut Kamal, petugas membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk melakukan pengangkatan jenazah.
“Kondisi medan yang terjal dengan kemiringan 90 derajat dan kedalaman 300 meter, membuat personel yang bertugas mengalami kesulitan,” kata Kamal.
Jenazah Suster Gabriella akhirnya berhasil diangkat setelah perjuangan panjang.
“Jenazah dapat diangkat dari dasar jurang dan disemayamkan di Koramil Kiwirok,” tuturnya.
Jasad Suster Gabriella pun akan dievakuasi ke Jayapura pada Sabtu (18/9/2021) dengan helikopter milik TNI AU.
Sebelumnya, suster Gabriella sempat melompat ke dalam jurang ketika KKB menyerang Distrik Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021) pagi.
Suster Gabriella melompat karena KKB telah membakar Puskesmas Kiwirok dan sejumlah fasilitas lain di lokasi seperti Kantor Bank, Kantor Distrik hingga Sekolah Dasar.
Tak hanya itu KKB juga mengepung tenaga kesehatan dan menganiayanya. Dalam peristiwa penyerangan tersebut Suster Gabriela ditemukan tewas di jurang.
Sedangkan empat tenaga medis lainnya mengalami luka dan satu mantri hilang.
Seorang TNI diketahui juga mengalami luka tembak dalam kontak senjata sekitar empat jam di lokasi tersebut.
“Senin, pukul 09.00-13.15 Wit, di Distrik Kiwirok telah terjadi kontak tembak antara personel Pos Kiwirok Satgas Pamtas 403/WP dengan KKB Ngalum-Kupel pimpinan Lamek Taplo dan aksi pembakaran fasilitas umum serta pemukiman warga,” ujar Dandim 1715/Yahukimo, Letkol Christian Irreuw.
TNI pun akhirnya berhasil mengevakuasi sembilan nakes yang menjadi korban aksi kebrutalan KKB dari Distrik Kiwirok ke Jayapura, Jumat (17/9/2021) siang.(ct7/sis)
Sumber: Kompas.com