Klaster Covid-19 Pelajar Masih Menghantui, Guru Diminta Hati-Hati
![](/wp-content/uploads/2021/10/IMG-20211009-WA0012-1-780x470.jpg)
“Karena bisa saja anak sudah lama ingin PTM, malah anak memaksakan untuk PTM. Guru harus ada komunikasi dengan wali murid agar tidak terjadi,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, sebelumnya ramai mengenai adanya release dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) perihal terdapatnya klaster sekolah namun sudah diralat dikarenakan belum terverifikasi. Akan tetapi, seharusnya hal tersebut menjadi peringatan bagi semua pihak terutama sekolah.
“Dengan adanya release tersebut, bukan tidak mungkin sekolah menjadi klaster. Sehingga jadikan itu sebagai peringatan untuk kita. Selain itu, jika ada kantin di sekolah, maka kami tidak segan-segan untuk menutup sementara PTM terbatas di sekolah tersebut,” tegasnya.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Cianjur, Sahli Saidi memaparkan, selama pantauan di lapangan prokes di sekolah maupun di luar sekolah terpantau diterapkan oleh murid. Hal ini diketahui saat kunjungan ke beberapa sekolah di wilayah Cianjur selatan.
“Hasil sidak di lapangan aman-aman saja, di luar lingkungan sekolah tetap menggunakan masker,” terangnya.
Namun, Sahli menegaskan agar di sekolah tidak ada yang berjualan atau kantin. Selain itu, orang tua tidak diperkenankan untuk menunggu siswa yang tengah melaksanakan PTM terbatas. Hal ini dikhawatirkan itu menjadi salah satu penyebab adanya kluster.
“Catatannya jangan ada jualan dan kantin serta orang tua jangan berkerumun di sekolah. Biasanya orang tua murid suka memanfaatkan waktu untuk mengobrol atau menggosip sembari menanti murid, tidak boleh ada itu,” tegasnya.(afs/rez)