CIANJURUPDATE.COM – Koalisi Sugih Mukti yang awalnya kuat kini terpecah, setelah dua partai politik di dalamnya memutuskan untuk mengusung pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati yang berbeda dalam Pilkada Cianjur 2024.
Koalisi ini awalnya terdiri dari empat partai, yaitu Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Gerindra, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Namun, kesepakatan mereka untuk menghadapi pasangan petahana Herman-Ibang kini runtuh, mengakibatkan pembentukan koalisi baru dengan pasangan calon yang berbeda.
Partai Golkar dan PKS memilih untuk mendukung pasangan Deden Nasihin dan dr. Neneng Efa Fatimah sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati.
Sementara itu, Partai Gerindra dan Partai Nasdem mendukung pasangan dr. Muhammad Wahyu dan artis serta presenter Ramzi.
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Cianjur, TB Mulyana, mengakui bahwa koalisi Sugih Mukti sudah pecah dan bubar karena setiap partai kini mengusung calon yang berbeda.
BACA JUGA: Deden Nasihin dan Neneng Efa Daftar ke KPU Untuk Pilkada 2024, Komitmen Wujudkan Cianjur BERKAH
“Ini realitasnya, koalisi Sugih Mukti sudah pecah dan bubar,” ujarnya di Cianjur, Rabu (28/8/2024).
Mulyana menambahkan bahwa Partai Golkar dan PKS, bersama dengan Partai Perindo yang juga bergabung, telah membentuk koalisi baru bernama Koalisi Berkah.
“Nama Sugih Mukti memang milik empat parpol, tapi kami sekarang memiliki Koalisi Berkah sebagai nama baru. Namun, tujuan dari koalisi kami tetap sama dengan Sugih Mukti,” jelasnya.
Di sisi lain, Sekretaris DPD Partai Nasdem Kabupaten Cianjur, Rustam Effendi, menyatakan bahwa perpecahan dalam koalisi Sugih Mukti terjadi karena munculnya pasangan calon tanpa adanya komunikasi sebelumnya dengan partai-partai koalisi.
“Awalnya, kami sepakat untuk mengusung satu calon dari masing-masing partai. Namun, tiba-tiba muncul pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati tanpa komunikasi terlebih dahulu,” ungkapnya.
Rustam menegaskan bahwa bukan Partai Nasdem dan Gerindra yang keluar dari koalisi, melainkan koalisi tersebut yang pecah dengan sendirinya.
BACA JUGA: Hari Ini, Pasangan Deden-Efa dan Wahyu-Ramzi Daftar Pilkada 2024 di KPU Cianjur
“Bukan kami yang keluar, tapi koalisi yang pecah dengan sendirinya. Itu yang lebih tepat,” tegasnya.
Meski demikian, Rustam melihat sisi positif dari perpecahan ini, dengan memberikan pilihan baru kepada warga Cianjur pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati 2024.
“Kami memberikan peluang kepada warga untuk menilai pasangan calon yang ada saat ini. Sehingga mereka dapat memilih sosok yang paling cocok, dicintai, dan menyayangi warga Cianjur,” tambahnya.