Komunitas Gerak Menebar Kebaikan Galang Dana bagi Penderita Tumor Ganas Asal Campaka

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Komunitas Gerak Menebar Kebaikan kini tengah menggalang dana untuk Pak Utin, pria paruh baya yang menderita tumor ganas asal Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.

Ketua Komunitas Gerak Menebar Kebaikan, Robby Elansa mengatakan, penggalangan dana tersebut akan digunakan untuk pengobatan dan operasional Pak Utin selama berada di rumah sakit.

“Penggalangan dana ini untuk keperluan beliau selama berobat di rumah sakit dan keperluan lainnya,” tuturnya kepada Cianjur Update, Sabtu (5/6/2021).

Penggalangan dana tersebut, lanjutnya, akan terus diberikan kembali kepada Pak Utin secara bertahap untuk kebutuhannya.

“Semoga saja kita terus bisa membantu dalam pengobatan Pak Utin. Mudah-mudahan saja ada rezeki yang terus melimpah,” ujarnya.

Donatur yang memberikan dana kepada Komunitas Gerak Menebak Kebaikan tersebut datang dari berbagai orang-orang baik di seluruh Indonesia.

“Alhamdulilah banyak orang baik yang percaya pada kami, mudah-mudahan saja lebih banyak lagi donatur yang ingin membantu dalam pengobatan Pak Utin atau warga yang membutuhkan lainnya,” ucapnya.

Ia mengatakan, bantuan untuk operasional Pak Utin akan diberikan sebesar Rp3 juta per bulan. Jumlah tersebut akan disesuaikan dari hasil penggalangan donasi, apakah sampai targetnya atau tidak.

“Donasi sudah dilakukan sejak tiga hari ini dan kemarin sudah diturunkan dana subsidi silang untuk pegangan Pak Utin berangkat ke RSHS Bandung,” paparnya.

Harapan ke depannya, sambungnya, dengan bantuan ini, bisa sedikit meringankan beban Pak Utin dan keluarga untuk melakukan pengobatan dan bisa kembali sembuh seperti sedia kala.

“Semoga Pak Utin bisa kembali pulih dan beraktivitas serta mencari nafkah untuk keluarganya,” jelasnya.

Bagi warga Cianjur atau donatur yang ingin turut membantu Pak Utin, bisa menyalurkan bantuannya melalui Bank Syariah Mandiri (BSI ex BSM): 714-822-6746. Kode Bank: 451 a/n Yayasan Gerak Menebar Kebaikan.

Sebelumnya diberitakan, Pak Utin (51), warga asal Kampung Cibanteng, RT 04/RW 02, Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur menderita tumor ganas.

Ia pun membutuhkan bantuan karena keterbatasan biaya akibat tidak bisa bekerja.

Ditemui Cianjur Update di rumahnya, ia menceritakan bahwa pekerjaannya tidak menentu. Utin melakukan apa saja yang bisa menghasilkan uang. Seperti mengumpulkan rongsokan, bekerja di penggilingan padi, kuli macul, dan lainnya secara serabutan.

Hal itu ia lakukan untuk menafkahi istri dan seorang anak yang tinggal di rumahnya. Namun sejak menderita tumor di hidungnya, ia lebih banyak istirahat di rumah karena tidak kuat.

“Kerasanya telinga terganggu, penglihatan tidak jelas, suka pusing, terus idung mampet. Jadi tidak bisa fokus kalau nyari rongsokan juga suka pulang, gak kuat,” tuturnya, Kamis (27/5/2021)

Ia menceritakan awal mula tumor yang ia derita. Ini terasa sejak empat bulan silam ketika bekerja di salah satu tempat penggilingan padi. Awalnya, Utin hanya merasa pilek dan mampet di hidung.

“Kerasanya gatal terus tiga hari pilek, berobat gak sembuh-sembuh. Hidung mampet kadang buka kadang nutup. Lama-lama mampet tidak buka yang sebelah kiri,” tambahnya.

Tidak lama kemudian, ada benjolan di hidungnya. Saat itu ukurannya sebesar bentolan gigitan nyamuk. Namun lama kelamaan semakin membesar, hingga saat ini ukurannya mirip kepalan anak-anak.

“Awalnya kecil seperti bentol digigit nyamuk, terus lama-lama sebesar ini. Udah empat bulanan,” tuturnya.

Ia pun sempat memeriksakan kondisinya ke salah satu rumah sakit di Kota Sukabumi. Namun Utin pun disarankan untuk menuju sebuah rumah sakit di Bandung.

Masyarakat yang iba dengan kondisinya berusaha membantu sebisa mungkin. Ada yang ikut mengurus administrasi kependudukan, hingga mengurus BPJS Mandiri bersama BPD.

Singkat cerita, beberapa waktu lalu ia pun diantarkan ke Bandung untuk memeriksakan kondisinya menggunakan ambulans Pemdes Cimenteng.

Namun karena ada berkas yang tidak lengkap, Utin pun kembali ke Cianjur. “Katanya hasil rontgen tidak ada, jadi hanya konsul saja. Belum ada perawatan,” paparnya.

Rencananya, 10 Juni 2021 mendatang ia akan kembali ke rumah sakit di Bandung. Namun Utin masih kebingungan karena tidak punya biaya untuk kebutuhan sehari-hari dan lainnya.

“Kerja tidak konsen karena sakit, istri juga sakit,” ucapnya.(ct9/rez/sis)

Exit mobile version