Jabar

Kwarda Jabar Pastikan Susur Sungai MTs Harapan Baru Bukan Kegiatan Pramuka

Meski demikian, Atalia mengatakan, bahwa peristiwa ini merupakan musibah dan tidak perlu saling menyalahkan.

“Tentu kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Kami mendoakan agar kejadian ini tidak terulang kembali, para korban husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” paparnya.

Atalia menambahkan, peristiwa tersebut adalah musibah yang tidak bisa dihindari dan tidak perlu menyalahkan siapapun.

Beliau juga hadir sebagai kepanjangan tangan Gubernur atas nama Pemda Provinsi Jawa Barat.

Sebagai Bunda Jawa Barat, Atalia mengimbau, agar semua pihak mengikuti pedoman keamanan dalam setiap kegiatan.

“Apapun lembaga, organisasi atau komunitas hendaknya selalu mengikuti pedoman keamanan, keselamatan dan memperhatikan manajemen risiko dalam setiap kegiatan, terutama jika melibatkan anak-anak,” ungkap Atalia.

Ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam evakuasi dan penanganan korban.

“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Bupati Ciamis, Kwarcab Ciamis, BPBD Ciamis, Tim SAR, dan semua pihak yang berkontribusi dalam tim evakuasi dan penanganan korban dengan begitu sigap,” ucapnya.

Sebanyak 21 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Harapan Baru Cijantung, di Ciamis, Jawa Barat terseret arus ketika melakukan kegiatan susur sungai.

Dari 21 siswa yang hanyut, 11 di antaranya meninggal dunia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis mengatakan, korban jiwa ditemukan 50 meter dari lokasi kegiatan.

“Kami melakukan penyelaman dan pengangkatan korban 50 meter dari tempat pertama hanyut, dan di tempat ditemukannya jenazah arusnya tenang kedalaman sekitar 4 meter,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis, Memet Hikmat mengutip Antara.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button