CIANJURUPDATE.COM – Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Barat, Atalia Praratya memastikan bahwa kegiatan susur sungai yang dilakukan MTs Harapan Baru, pada Jumat (15/10/2021) bukanlah kegiatan Pramuka.
Istri dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil itu mengatakan, kegiatan susur sungai tersebut merupakan kegiatan mandiri yang dilakukan secara rutin oleh pihak MTs Harapan Baru Ponpes Cipasung Kabupaten Ciamis.
“Berdasarkan hasil pantauan di lapangan dan informasi langsung dari pihak pesantren, kegiatan susur sungai ini bukanlah kegiatan Pramuka. Karena MTs Harapan Baru tidak terdaftar sebagai Gugus Depan dan tidak menyelenggarakan Ekskul Pramuka,” tulis Atalia melalui Instagram resminya @ataliapr.
Menurutnya, kegiatan rutin yang dilakukan setiap minggunya itu murni diinisiasi oleh pesantren dengan niat luhur untuk mendidik santriwan dan santriwati, supaya mencintai lingkungan yang salah satunya dilakukan dengan cara bersih-bersih sungai.
Atalia juga turut meninjau lokasi kejadian di Sungai Cileueur Dusun Wetan Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Sabtu (16/10/2021).
Ia menjelaskan, bahwa Pramuka memiliki pedoman No 277 Tahun 2007 yang mengatur tentang pedoman pelaksanaan dan manajemen risiko kegiatan Pramuka, termasuk di dalamnya kegiatan susur sungai.
Surat Edaran Kwarnas Mengenai Kegiatan Pramuka
Berdasarkan Surat Edaran Kwarnas, saat ini pihak gerakan Pramuka masih menunda segala bentuk kegiatan tatap muka yang menghadirkan banyak peserta. Seperti perkemahan, seminar, pelatihan, dan sebagainya sampai waktu yang ditentukan kemudian.
Meski demikian, Atalia mengatakan, bahwa peristiwa ini merupakan musibah dan tidak perlu saling menyalahkan.
“Tentu kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Kami mendoakan agar kejadian ini tidak terulang kembali, para korban husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” paparnya.
Atalia menambahkan, peristiwa tersebut adalah musibah yang tidak bisa dihindari dan tidak perlu menyalahkan siapapun.
Beliau juga hadir sebagai kepanjangan tangan Gubernur atas nama Pemda Provinsi Jawa Barat.
Sebagai Bunda Jawa Barat, Atalia mengimbau, agar semua pihak mengikuti pedoman keamanan dalam setiap kegiatan.
“Apapun lembaga, organisasi atau komunitas hendaknya selalu mengikuti pedoman keamanan, keselamatan dan memperhatikan manajemen risiko dalam setiap kegiatan, terutama jika melibatkan anak-anak,” ungkap Atalia.
Ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam evakuasi dan penanganan korban.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Bupati Ciamis, Kwarcab Ciamis, BPBD Ciamis, Tim SAR, dan semua pihak yang berkontribusi dalam tim evakuasi dan penanganan korban dengan begitu sigap,” ucapnya.
Sebanyak 21 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Harapan Baru Cijantung, di Ciamis, Jawa Barat terseret arus ketika melakukan kegiatan susur sungai.
Dari 21 siswa yang hanyut, 11 di antaranya meninggal dunia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis mengatakan, korban jiwa ditemukan 50 meter dari lokasi kegiatan.
“Kami melakukan penyelaman dan pengangkatan korban 50 meter dari tempat pertama hanyut, dan di tempat ditemukannya jenazah arusnya tenang kedalaman sekitar 4 meter,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis, Memet Hikmat mengutip Antara.
“Dalam kejadian itu siswa sedang melakukan kegiatan Pramuka susur sungai untuk membersihkan sampah,” tandasnya.(ct7/sis)