Opini

Langkah-langkah Islam dalam Mengatasi Bencana

Oleh : Tawati (Aktivis Muslimah dan Revowriter Majalengka)

Fasilitas kesehatan di lokasi bencana juga jauh dari memadai dan diperparah lagi oleh sekat-sekat kekuasaan desentralisasi. Sehingga penanganan medis tidak maksimal. Korban meninggal pun terus berjatuhan.

Kondisi tempat pengungsian juga tidak kalah memprihatinkan. Kurang layak dan tidak manusiawi. Mulai dari terbatasnya logistik hingga tenaga medis dan obat-obatan. Selain itu, pihak medis kesulitan menangani korban karena listrik masih mati.

Seharusnya tidak ada keterlambatan penanganan semisal tempatnya sulit dijangkau dan ketiadaan alat-alat berat atau kekurangan dana. Ini karena dengan kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki di tengah berbagai kemajuan teknologi dan potensi sumber daya manusia, semua itu sesungguhnya bisa diatasi oleh pemerintah dengan segera.

Pemerintah juga hendaknya mengedukasi penduduk dan memberikan bantuan langsung kepada penduduk yang tidak mampu serta memantaunya secara berkala, memastikan kondisi tempat tinggal penduduk benar-benar aman bila sewaktu waktu datang gempa.

Buah Pahit Sekularisme

Jika kita perhatikan, dampak buruk bencana ini faktanya bukan hanya dialami oleh perempuan saja tapi semua korban. Jadi, amatlah keliru jika ada yang mengaitkannya kepada Kekerasan Berbasis Gender.

Gempa bumi Cianjur sebetulnya menunjukkan kepada kita akan buah pahit kelalaian negara secara berkelanjutan dan cacat bawaan sistem kehidupan sekularisme-kapitalisme hari ini, khususnya sistem politiknya, yakni sistem demokrasi.

Bagaimanapun sistem demokrasi dari sisi manapun termasuk model kekuasaan dan fungsinya hanya sebagai regulator yang pada akhirnya benar-benar akan memperpanjang penderitaan masyarakat.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button