Berita

Lima Fakta Seputar Alun-alun Cianjur

Alun-alun Cianjur 2008.Foto: Abah Miranta

Padahal dulunya, Alun-alun Cianjur diperkirakan sama dengan luas hamparan rumput yang hijau saat ini. Dulu terdapat arena bermain anak seperti perosotoan, jungkat-jungkit, batu refleksi, perpustakaan, dan air mancur, lengkap dengan pedagang kakilima (PKL). Namun kini pedagang hanya berjualan di luar area alun-alun.

3 Menggambarkan Tiga Pilar Budaya Cianjur

Sejumlah ornamen yang dibangun di Alun-alun Cianjur menggambarkan tiga pilar budaya Cianjur, yakni ngaos, mamaos dan maenpo. Di Alun-Alun Cianjur ada tugu Al-Qur’an dengan kolam menyerupai perahu dilengkapi air mancur dan lampu-lampu hias.

Selain itu di sepanjang taman juga terdapat 99 tiang-tiang Asmaul-husna. Hal tersebut menggambarkan budaya ngaos atau tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur dengan masyarakat. Citra sebagai daerah agamis ini sudah terintis sejak Cianjur lahir sekitar tahun 1677.

Foto: Humas Pemkab Cianjur

Pada area Taman juga terdapat beberapa bangunan yang melambangkan unsur mamaos. Untuk diketahui adalah
Mamaos adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda tembang cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti (1834-1862).

Sedangkan maenpo adalah seni bela diri pencak silat asli Cianjur yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan, yang diciptakan oleh R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim. Aliran ini mempunyai ciri permainan rasa kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan, ketika anggota badan saling bersentuhan. Semua itu terdapat dalam beberapa ornamen lanskap taman ini.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button