Berita

LKC Sebut Cianjur Masih Kekurangan SDM Ahli di Sejumlah Bidang, Termasuk Dalam Pelestarian Budaya

“Namun kami juga tetap memberikan kritik yang konstruktif, seperti kemarin kami memohon kepada Bupati Cianjur agar Jalan Siti Jenab dibuka, hingga mminta alun-alun dijadikan sebagai taman publik,” ungkapnya.

Menurut Abah, di Cianjur sendiri tidak ada budayawan, karena yang tahu budayawan itu hanya sesama orang budayawan lagi.

“Saya juga kadang jika disebut budayawan terkadang saya malu. Karena budayawan itu religinya harus kuat, mata pencahariannya kuat, dasar ilmunya kuat, jembar budayanya, agamanya kuat. Namun jika mencari Pemerhati Budaya, di Cianjur sangat banyak,” terangnya.

Pembinaan kepada mahasiswa-mahasiswa atau generasi muda, lanjut Abah, terus dilakukan terutama berkaitan dengan pelestarian pengembangan budaya tradisi.

“Sampai hari ini saya belum menemukan seminar kenakalan orangtua, karena yang saya temukan mayoritas kenakalan remaja. Tapi, remaja tidak akan nakal jika orang tuanya memberikan contoh yang baik. Balik lagi apakah orang tua sudah memberikan bekal kepada anaknya, silahkan berekspresi dan jangan lupa berkaca pada diri sendiri,” paparnya.

Menanggapi rencana gedung Dewan Kesenian Cianjur (DKC) akan direnovasi, LKC tentunya terus mendukung dan bergotong royong dalam rencana tersebut.

“Silahkan saja jika mau direnovasi, yang penting bagi kami adalah di LKC itu mayoritasnya orangtua, kami jalan sesuai dengan kemampuan yang kami miliki. Kalau misalkan LKC atau DKC mau direnovasi oleh pemerintah daerah atau pemerintah pusat, kami sangat menyambut baik,” imbuhnya.

Masalah anggaran, sambung Abah, baik LKC maupun DKC sampai hari ini belum mengajukan anggaran pada pemerintah, terkait pertimbangan Covid-19 yang masih melanda Cianjur.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button