CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Di tengah pandemi Covid-19, industri toko buku di Cianjur kembali mengalami tekanan ekonomi. Penjualan buku fisik menurun drastis, seiring imbauan pemerintah pada masyarakat untuk mengurangi mobilitas.
Hal itu dirasakan oleh Kios Buku Masjid Agung Cianjur. Toko buku yang berada di Jalan Siti Jenab Cianjur itu, kini harus menghadapi penurunan penjualan buku hingga 50 persen.
Pemilik Kios Buku Masjid Agung Cianjur, Riri mengatakan, biasanya selama sebulan pihaknya bisa menjual hingga 1.500 buku. Namun, kini harus berkurang drastis.
“Sekarang rata-rata selama satu bulan hanya bisa menjual sekitar 800 buku. Turun sekitar 50 persen dari biasanya,” tuturnya kepada Cianjur Today, Minggu (7/3/2021).
Meski begitu, hal ini ia rasakan pada awal pandemi Covid-19 berlangsung serta awal 2021. Sebab, pada akhir 2020, pelonggaran pembatasan sempat membantu membangkitkan lagi bisnisnya.
“Kalau Desember itu kita bisa kembali semula, mungkin karena pelonggaran pembatasan yang dilakukan pemerintah saat itu. Baru, setelah Januari 2021 hingga kini, kembali menurun,” jelasnya.
Putri mantan Ketua MUI Cianjur, KH Abdul Halim itu menjelaskan, tren buku digital dan pembajakan pun menjadi salah satu penyebab buku original kini sulit diminati.
“Ditambah pandemi, mungkin masyarakat juga memilih membeli komditi mendasar yang lebih dibutuhkan dari pada buku,” paparnya.
Riri berharap, masyarakat mau kembali membeli buku fisik original. Ia menilai, membaca buku bisa menemani saat berada di rumah atau stres dengan dunia maya.
“Kami menyediakan banyak jenis buku. Cocok untuk dibaca saat berada di rumah, kalau lagi stres. Jadi, harapannya masyarakat bisa kembali membeli dan membaca buku,” ujarnya.
Salah seorang mahasiswa asal Cianjur, Fauzan (20) mengaku masih membeli buku fisik original meskipun harga lebih tinggi daripada buku bajakan.
“Di tengah pandemi semua bidang ekonomi tertekan, tapi bukan berarti harus menghancurkan bisnis penulis dan penerbit dengan membeli buku bajakan,” ungkapnya.
Selain itu, ia menjelaskan tren buku digital memang ramai diperbincangkan di kalangan mahasiswa. Namun, baginya buku fisik memiliki kesan tertentu.
“Teman-teman saya banyak yang membeli buku digital, mungkin karena lebih praktis. Tapi, bagi saya membeli buku fisik lebih berkesan,” tandasnya.(afs/sis)