CIANJURUPDATE.COM – Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur, Erma Sopiah, membantah dugaan bahwa keracunan massal yang dialami puluhan siswanya disebabkan oleh yoghurt buatan siswa kelas X dalam praktik pelajaran Biologi.
Bantahan ini disampaikan menyusul adanya informasi yang menyebutkan yoghurt tersebut sebagai salah satu kemungkinan pemicu insiden tersebut selain dugaan santapan di hidangan makanan bergizi gratis (MBG).
“Yang praktik membuat yoghurt hanya satu kelas, yaitu kelas 10C, tapi korbannya menyebar, mulai dari kelas 10, dan 11 Yang makan yoghurt hanya beberapa siswa saja sedangkan korban keracunan banyak,” jelas Erma kepada Cianjur Update, Selasa (22/4/2025).
Erma menambahkan, jumlah siswa yang diduga mengalami keracunan mencapai 114 orang dari total sekitar 700 siswa yang mengonsumsi program Makanan Bergizi Gratis dari pemerintah.
“114 dari MAN 1 Cianjur secara keseluruhan, sebagian dirawat di rumah sakit, puskesmas, dan di rumahnya masing-masing,” ungkapnya dengan nada prihatin.
Baca Juga: Pasca Keracunan Massal, Pelajar di Cianjur Trauma Santap Makan Bergizi Gratis (MBG)
Bau Tidak Sedap di Hidangan MBG
Keterangan kepala sekolah diperkuat dengan pengakuan beberapa siswa yang berhasil diwawancarai oleh Cianjur Update. Salah seorang siswa kelas XI berinisial (S) mengungkapkan pengalamannya terkait menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disantap pada hari kejadian.
“Ketika dibuka memang ada bau di wadah makanannya, tapi tetap dimakan saja karena lapar,” jelas S.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa sepulang sekolah dirinya mulai merasakan gejala tidak enak badan.
“Tiba-tiba puyeng dan pusing tapi saya tidak sampai dibawa ke rumah sakit,” ungkapnya.
Siswa lainnya (R) kelas XI G, mengatakan Meski keracunan yang terjadi itu belum diketahui pasti akibat dari makanan mana. Tapi ia menegaskan, bukan karena setelah minum yogurt dari hasil praktek biologi teman di kelas X.
“Memang di kelas X itu suka ada praktek biologi, salah satunya siswa membawa yogurt dari hasil kreativitas sendiri, yang kemudian dicicipi oleh siswa lain. Tapi sejak dulu juga Alhamdulillah tak pernah ada kejadian keracunan,” ungkapnya
Baca Juga: Keracunan Massal Diduga Akibat MBG, Dinkes Cianjur Tetapkan Status KLB
SPPG Limbangansari Duga Yoghurt Jadi Potensi Penyebab Keracunan
Sebelumnya, pemilik Sentra Pangan Pangan Gizi (SPPG) Limbangansari, Ridwan Abdullah, penyedia makanan bergizi gratis di sekolah tersebut, menyampaikan bahwa pihaknya menerima informasi awal dari Puskesmas Nagrak terkait potensi penyebab keracunan.
Dugaan sementara yang mencuat adalah konsumsi yoghurt yang dibuat oleh siswa kelas 10C MAN 1 Cianjur sebagai bagian dari uji coba pembelajaran.
“Informasi dari Puskesmas Nagrak, hari itu ada uji coba bikin yogurt di kelas 10C, dan yogurt tersebut diminum oleh teman-teman siswa lainnya. Tapi tentu saja ini masih dugaan awal dan perlu dikaji lebih dalam,” ujar Ridwan saat dihubungi.
Kendati demikian, Ridwan menekankan bahwa belum ada kesimpulan resmi mengenai penyebab pasti keracunan tersebut.
Pihaknya menyatakan akan melakukan pengujian laboratorium secara menyeluruh terhadap sampel makanan yang telah didistribusikan. Langkah ini akan dilakukan bekerja sama dengan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Cianjur.
“Hasil lab bisa menjelaskan penyebab pastinya. Kami tidak langsung menyimpulkan bahwa ini karena yogurt. Makanya, pengecekan harus dilakukan secara faktual dan sesuai dengan standar dari Badan Gizi Nasional (BGN). Kami juga punya sampel makanan yang dibagikan dan akan diuji,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ridwan mengungkapkan bahwa pengecekan awal yang dilakukan timnya di dapur SPPG Limbangansari menunjukkan bahwa makanan yang dikonsumsi oleh para staf dapur tidak menimbulkan gejala keracunan. Namun, mengingat kasus ini terpusat di lingkungan MAN 1 Cianjur, investigasi mendalam tetap menjadi prioritas.
“Kami juga akan mengambil klarifikasi dari pihak sekolah, agar benang merah dari masalah ini bisa ditemukan dengan jelas. Selain itu, rumah sakit juga diharapkan dapat memberikan informasi dari sampel muntahan siswa yang diperiksa,” pungkas Ridwan.***
Penulis: Indra Arfiandi , Fauzi. Editor: Indra Arfiandi