Mantan Teroris Asal Cianjur: Kaum Milenial Sangat Mudah Direkrut dan Didoktrin

Ayah dari empat orang anak ini bertugas sebagai perekrut dan membaiat anggota-anggota baru yang ingin berafiliasi ke ISIS. Beberapa orang pun tertarik dan mengikuti apa yang menjadi kajian yang selama ini dipelajari.
“Inisiatif sendiri, karena ketika itu dengan keilmuan saya sendiri. Sampai hari ini, saya menyesal telah melakukan sebuah kesalahan besar dalam hidup saya, maka saya pun berjanji dengan kemauan sangat kuat ingin merubah seseorang yang terindikasi paham-paham seperti itu untuk berubah,” paparnya.
Memang tidak mudah. Calon anggota kelompok terlarang ini jika tidak memiliki dasar ataupun pemahaman tentang agama akan memakan waktu cukup lama untuk terdoktrin. Namun, jika memiliki dasar, hanya satu kali pembicaraan maka akan langsung terhasut.
“Kalau mereka memiliki dasar, satu kali pertemuan biasanya langsung nyambung. Tapi jika belum, maka harus dua kali pertemuan,” tuturnya.
Ia menjelaskan, tahapan-tahapan setelah direkrut nanti akan mengikuti kajian-kajian tentang khilafah, tauhid, dan syariat Islam. Setelah mengikuti kajian, akan dipersiapkan untuk latihan semi militer dan teknik-teknik militer yang dilakukan di gunung-gunung dan pernah di kepulauan seribu serta tempat lain yang tidak terdeteksi oleh aparat penegak hukum.
“Setelah itu, merencanakan sebuah aksi untuk bertujuan bahwa ini menjalankan perintah kekhilafahan yang ada di Suriah,” imbuhnya.
Kajian yang diberikan atau disampaikan yakni janji Allah Swt dan Rosul itu tidak mungkin salah, maka itulah yang didoktrinkan. Melalui surat An-nur ayat 55 dan disandingkan dengan khilafah ISIS. Mereka pun tertarik. Dibenturkan juga dengan sistem pemerintahan di Indonesia yang tidak menggunakan sistem khilafah atau tidak memberlakukan syariat Islam.