Opini

Masalah Anak Muda di Cianjur Itu Berat, Jangan Dijadikan Alat Politik

Saya sendiri, ketika SMA harus menulis di majalah dan menjadi kuli angkut gas LPG untuk bisa memenuhi kebutuhan saya, bahkan bisa sampai membayar sekolah. Tapi tetap menyempatkan diri belajar di warnet dan melihat pengetahuan yang lebih luas. Tapi, ada berapa persen anak sekolah dengan mindset seperti itu?

Kesenjangan ekonomi antara perkotaan dan pedesaan

Kesenjangan ekonomi di Cianjur masih terasa meskipun saat ini angka kemiskinan sudah menurun. Dari pandangan saya, hal itu juga terlihat dalam konteks organisasi atau komunitas anak muda. Mereka yang memiliki ekonomi cukup, baik saat sekolah atau kuliah, memiliki kesempatan lebih banyak ketimbang mereka yang kesulitan dalam hal ekonomi.

Kebanyakan di antara mereka yang terbatas dalam hal ekonomi, kesulitan dalam menjangkau akses sosial dengan komunitas atau organisasi anak muda. Mereka fokus memenuhi kebutuhan hidupnya dan menganggap bahwa gerakan anak muda hanya menghabiskan waktu saja.

Tidak jarang orang tua dari anak muda yang kekurangan dalam hal ekonomi melarang anaknya untuk mengikuti kegiatan anak muda. Ada orang tua yang lebih rela anaknya bekerja, daripada aktif berdiskusi membahas isu sosial bersama anak muda lainnya di sebuah komunitas.

Berbeda dengan mereka yang memiliki ekonomi berkecukupan, mereka mampu mengakses dan didukung penuh oleh orang tua untuk bisa aktif dan berdaya di masyarakat dalam komunitas. Sehingga, ada kalanya mereka yang berada di kalangan ini, tidak mengerti tekanan dan pemikiran anak muda dengan keterbatasan ekonomi.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button