Matahari Perlahan Mengintip

CIANJURUPDATE.COM – Pernahkah Anda membayangkan bagaimana jika suatu saat matahari yang biasanya melotot, kali ini dia menyipitkan matanya seolah-olah “perlahan mengintip”. Begitulah penulis menggunakan majas dalam larik puisi yang tertulis. Albert Einstein mengatakan “Keindahan adalah bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang”.

Puisi merupakan bentuk seni kata yang menyampaikan perasaan dan pemikiran manusia melalui cara yang indah dan kreatif, salah satunya adalah Majas. Majas dalam sebuah puisi digunakan sebagai bentuk gaya bahasa untuk membuat kalimat puisi semakin indah, penuh warna dan penuh makna.

Sebuah puisi sering menggunakan majas sebagai alat untuk menambah estetika larik yang disampaikan dalam puisi tersebut. Menurut Keraf (2006:113) Majas merupakan cara pengungkapan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa kepribadian penulis atau pemakai bahasa. Menurut (Ristiani, 2017:4) Puisi adalah ungkapan pikiran dan perasaan yang disampaikan melalui bahasa yang intens (padat).

BACA JUGA: Sastrawan Tanah Air Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia

Beberapa tokoh penyair puisi di Indonesia diantaranya, Chairil Anwar, W.S. Rendra. Sapardi Djoko Damono, Taufik Ismail, Sitor Situmorang, Widji Thukul, Joko Pinurbo, Amir Hamzah, Putu Wijaya, Ajip Rosidi, dan lain-lain. Setiap penyair memainkan gaya bahasa dengan cara mereka sendiri untuk membuat sebuah puisi tersebut semakin hidup.

Secara umum terdapat empat jenis kelompok majas diantaranya, (1) Majas perbandingan, terdiri dari majas asosiasi, personifikasi, dan simile. (2) Majas penegasan, terdiri dari majas apofasis, aliterasi dan repetisi. (3) Majas sindiran, terdiri dari majas ironi dan sarkasme. (4) Majas pertentangan, terdiri dari antitesis, paradoks, hiperbola, litotes dan oksimoron.

Majas memainkan peran penting dalam memicu imajinasi pembaca pada setiap larik puisi dengan cara membayangkan gambaran yang lebih hidup, majas dalam sebuah puisi dapat menciptakan larik penuh warna, majas juga memberikan kesempatan kepada setiap penyair untuk menuangkan isi hati yang ingin disampaikan melalui gaya bahasa yang digunakan.

BACA JUGA: Badai Politik dalam Puisi Peringatan Karya Wiji Thukul

Contoh larik puisi yang menggunakan majas personifikasi :

Matahari perlahan mengintip

Awan menari-nari diangkasa

Mungkin kalau bumi cukup kecil

Ia akan kembali memerankan Tuhan-Nya

Namun, pena yang menari tetap terjadi

Sebagai takdir, perpisahan hadir kembali

Di lengkapi tangisan yang tak kunjung reda

Di semua jalanan Cianjur kota.

Penggunaan kata “Matahari perlahan mengintip” memiliki makna Matahari pagi yang terbit. “Awan menari-nari diangkasa” memiliki makna Awan yang bergerak dilangit. Penggunaan kata “Pena yang menari-nari” memiliki makna Pena yang bergerak diatas kertas. Majas menambah kedalaman dan nuansa sebagai sebuah perangkat estetika larik puisi dan menarik perhatian dan rasa pada pembacanya, majas penting digunakan sebagai fungsi untuk membangun jiwa sesuai dengan makna yang diinginkan seorang penyair.

Exit mobile version