CIANJURUPDATE.COM – Kampung Adat Miduana, yang terletak di Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, merupakan salah satu contoh nyata bagaimana budaya tradisional dapat menjadi sarana pendidikan karakter bagi masyarakat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nia Emilda, Ai Juju Rohaeni, dan Putri Andini dari Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, budaya yang diwariskan secara turun-temurun ini memiliki peran penting dalam membentuk nilai-nilai karakter masyarakat.
Menurut jurnal berjudul Internalisasi Nilai Pendidikan Karakter Melalui Budaya Tradisional pada Masyarakat Kampung Adat Miduana Kabupaten Cianjur tersebut, budaya tradisional Kampung Adat Miduana mencerminkan nilai-nilai pendidikan karakter melalui berbagai aspek, seperti sistem kepemimpinan, arsitektur rumah, upacara adat, kebiasaan sehari-hari, serta aturan adat atau Pamali.
Sistem Kepemimpinan yang Mengajarkan Teladan
Kampung Adat Miduana memiliki dua sistem kepemimpinan, yaitu pimpinan adat yang diangkat oleh pemerintah dan pimpinan adat yang berasal dari garis keturunan.
Dewan Adat bertugas menjaga keberlangsungan adat serta menjalin kerja sama dengan pihak luar, sementara Ketua Adat berperan sebagai panutan dalam kehidupan sehari-hari.
“Dewan Adat maupun Ketua Adat memiliki andil dalam memberikan aturan dan pedoman yang harus dilakukan oleh masyarakat, serta menjadi teladan bagi masyarakat dalam berperilaku,” jelas penelitian itu yang dilansir, Rabu (19/2/2025).
BACA JUGA: dr Wahyu dan Dedi Mulyadi Bahas Jalur Puncak II dan Penataan Situs Budaya
Arsitektur Rumah yang Sarat Nilai Kehidupan
Arsitektur rumah di Kampung Adat Miduana juga memiliki aturan ketat yang sarat nilai pendidikan karakter.
Rumah di kampung ini tidak boleh dibangun dengan bahan permanen, hanya menggunakan kayu dan bambu dengan atap ijuk.
Selain itu, setiap rumah harus menghadap ke selatan dan tidak boleh memiliki kamar mandi di dalamnya.
“Nilai kesederhanaan dan kesamaan hak sangat terlihat dalam aturan arsitektur ini, yang mengajarkan masyarakat untuk tidak serakah dan hidup dalam kesetaraan,” ungkap penelitian tersebut.
Upacara Adat sebagai Sarana Pendidikan Sosial
Salah satu tradisi adat yang masih dijaga adalah Kuramasan, sebuah ritual pembersihan diri yang diadakan di Sungai Cipandak menjelang bulan Ramadhan.
Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat silaturahmi antarwarga.
“Tradisi Kuramasan menjadi ajang bersilaturahim, berkomunikasi, serta menjalin kerja sama antara warga masyarakat setempat,” tulis para peneliti dalam jurnal tersebut.
BACA JUGA: Lokatmala Foundation Gelar Program Seni Budaya Bertajuk CIANJUR 1834
Kebiasaan Sehari-hari yang Menjaga Kelestarian Budaya
Masyarakat Kampung Adat Miduana menerapkan pola hidup yang selaras dengan alam.
Mereka mengonsumsi bahan makanan alami dari hasil pertanian dan perikanan lokal, termasuk ikan Payo yang hanya hidup di Sungai Cipandak.
“Masyarakat meyakini bahwa ikan Payo memiliki khasiat kesehatan dan menjadi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun,” tulis penelitian tersebut.
Pamali: Larangan yang Menanamkan Kesadaran Moral
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Kampung Adat Miduana juga memegang teguh aturan Pamali atau larangan adat.
Beberapa di antaranya adalah larangan memasuki hutan larangan pada hari Sabtu, menumbuk padi hanya pada hari tertentu, serta menjaga kesopanan dalam ucapan dan perbuatan.
“Pamali terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan atas dasar kesadaran untuk mewujudkan ketertiban,” sebut jurnal itu.
BACA JUGA: Metty Triantika Sebut, MUSWIL IV LASQI Jabar jadi Momentum Kebangkitan Seni Budaya Islami
Upaya Internalisasi Nilai Pendidikan Karakter
Untuk memastikan nilai-nilai ini tetap diwariskan, masyarakat Kampung Adat Miduana melakukan berbagai upaya, seperti keteladanan dari pimpinan adat, penyelenggaraan pertemuan rutin, serta pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Semua ini bertujuan agar nilai-nilai luhur tetap tertanam dalam kehidupan generasi mendatang.
Dengan segala keunikan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, Kampung Adat Miduana bukan hanya menjadi destinasi wisata budaya, tetapi juga contoh nyata bagaimana tradisi dapat menjadi pilar pendidikan karakter yang kuat.
Penelitian ini menjadi bukti bahwa budaya lokal tidak hanya harus dilestarikan, tetapi juga dapat menjadi fondasi bagi pembentukan karakter yang lebih baik dalam masyarakat modern.