CIANJURUPDATE.COM – Skizofrenia adalah gangguan mental berat dan kompleks. Dapat mempengaruhi persepsi, pemikiran serta perilaku seseorang.
Dikutip dari buku “Sinopsis Skizofrenia Untuk Mahasiswa Kedokteran” Skizofrenia adalah bagian dari gangguan psikosis yang terutama ditandai dengan kehilangan pemahaman terhadap realitas dan hilangnya daya tilik diri (insight) (Sadock et al., 2014).
BACA JUGA: Terindikasi Skizofrenia, Seorang Ibu di Bekasi Bunuh Anak Kandungnya
Lalu menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa-III (PPDGJ-III), skizofrenia adalah suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya (Departemen Kesehatan RI, 1998).
BACA JUGA: PWI Cianjur Bareng Our Mind Dorong Kesejahteraan Mental dan Finansial Gen Z Lewat Sharing session
Pada gangguan psikosis, termasuk juga sizofrenia, dapat ditemukan gejala gangguan jiwa berat seperti halusinasi, waham, perilaku yang kacau, dan pembicaraan yang kacau, serta gejala negatif (Stahl, 2013).
Gejala skizofrenia ditandai dengan berbagai gejala dan perilaku yaitu:
1. Delusi: Keyakinan yang salah dan tidak rasional.
2. Halusinasi: Mengalami pengalaman sensorik tanpa stimulus eksternal, seperti mendengar suara atau melihat gambar yang tidak ada.
3. Gangguan pikiran: Kesulitan memproses informasi dan menjaga alur pikiran yang teratur.
4. Gangguan emosi: Perubahan ekstrem dalam suasana hati.
Terdapat beberapa jenis skizofrenia, termasuk skizofrenia paranoid, disorganis, katatonik, residual, dan undifferentiated. Setiap jenis memiliki karakteristik dan gejala yang khas.
Proses diagnosis skizofrenia tidak bisa sembarangan, melibatkan evaluasi psikiatri dan pengamatan perilaku. Pengobatan umumnya melibatkan terapi obat antipsikotik, terapi kognitif, dan dukungan psikososial.