Mengenal Varian Covid-19 Alpha, Beta, dan Delta yang Sudah Ditemukan di Indonesia

Varian Beta
Varian beta merupakan virus asal Afrika Selatan. Awal Mei lalu ada satu kasus Corona mutasi Afrika Selatan di Bali. Kini, terkonfirmasi juga ada di Jakarta.
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin meminta, supaya masyarakat lebih mewaspadai varian mutasi Corona baru yang penularannya lebih tinggi.
Berdasarkan data yang dipublikasi oleh Zoe Covid Symptom Study, mengungkapkan setidaknya 15 gejala yang mungkin disebabkan varian baru virus Corona Afrika Selatan.
Gejalanya antara lain, kehilangan kemampuan indra penciuman (anosmia), demam, batuk terus-menerus, kelelahan parah, sakit kepala, sakit perut, nyeri dada, sakit tenggorokan, sesak napas yang parah, nyeri otot, suara serak, delirium, diare, dan ruam kulit.
Varian Delta
Corona varian delta ini pertama kali ditemukan di India. Varian baru Corona itu lalu diteliti oleh ahli epidemiologi asal Inggris dan diberi nama varian B1617.2. Varian delta ini disebut 60 persen lebih mudah menular dibandingkan varian Alpha atau B117 yang pertama kali ditemukan di Inggris.
Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh Budi Gunadi yang menyebutkan ledakan Covid-19 di Kudus dipengaruhi oleh varian Corona India B1617.2 atau varian delta.
Menurut Budi, penularan varian baru tersebut disebabkan oleh banyaknya pekerja migran Indonesia yang pulang dan juga aktivitas di kawasan pelabuhan laut.
Dokter menyebut belum ada kepastian soal gejala infeksi varian Delta. Meski belum banyak penjelasan terkait varian ini, para dokter mencatat gejala pasien varian Delta mencakup:
Demam, sesak napas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau (anosmia), sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, dan diare.