Menilik Sejarah Pendopo Kabupaten Cianjur dan Lonceng Tua Warisan Belanda
![Menilik Sejarah Pendopo Kabupaten Cianjur dan Lonceng Tua Warisan Belanda](/wp-content/uploads/2021/02/IMG-20210215-WA0000.jpg)
CIANJURUPDATE.COM – Pendopo merupakan bangunan yang sejak dulu dijadikan sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Cianjur. Lokasinya yang berada di lingkungan perkotaan dan menjadi pusatnya kota Cianjur.
Secara administratif masuk dalam wilayah Kampung Kebon Kembang, Kelurahan Pamoyanan, Cianjur Kota. Secara astronomis terletak pada koordinat 6°49’18” LS dan 107°8’42” BT.
Pendopo dikelilingi oleh empat ruas jalan dan di dalam area yang sama terdapat beberapa bangunan pemerintahan. Di bagian depannya terdapat alun-alun, Masjid Agung Cianjur, dan salah situs yang cukup penting dalam riwayat pemilihan lokasi sebagai kota, yaitu mata air yang dikenal dengan “pangguyangan badak putih”.
Pendopo merupakan salah satu bangunan terpenting dalam sejarah suatu kota pusat pemerintahan, seperti Kabupaten Cianjur. Sekarang pendopo sudah menjadi kompleks bangunan karena banyaknya bangunan lainnya.
Kompleks tersebut mengandung beberapa peninggalan budaya masa lampau selain bangunan pendopo itu sendiri. Bangunan pendopo dibangun pada sekitar tahun 1780 setelah bangunan yang lama hancur akibat gempa pada tahun 1779.
Bangunan pendopo menghadap ke utara ke arah jalan raya. Secara umum bangunan ini berupa bangunan permanen dengan campuran gaya bangunan lokal dan Eropa.
Pada bagian depan bangunan tedapat teras dan tiang-tiang bergaya Eropa, pintu dan jendela berukuran besar. Atap terbuat dari genting dan bersusun. Pada bagian belakang terdapat kolam dan dua “buyung” serta batu tegak.
Buyung merupakan bangunan berongga dari batu setinggi sekitar 70 cm dan berbentuk kuncup bunga. Selain itu, pada bagian depan kompleks pendopo dijumpai lonceng logam berukuran cukup besar berangka tahun 1774 yang digantungkan pada tiang dari beton.