Gaya Hidup

Menilik Sejarah Pendopo Kabupaten Cianjur dan Lonceng Tua Warisan Belanda

Borchhard sebenarnya seorang berkebangsaan Jerman, namun menjelang kematiannya pada 1777, Ia kerap bermukim di Enkhuizen, Belanda. Dari penelisikan yang dilakukan oleh Valeron, ada dua lonceng karya Borchhard yang dibuat di Batavia, khusus untuk Gubernur Jenderal VOC (Maskapai Perdagangan Hindia Belanda) ke-29 Petrus Albertus van Der Parra.

Lonceng pertama selesai pada tahun 1772 sedangkan lonceng kedua rampung pada tahun 1774, setahun sebelum Van Der Parra meninggal secara mendadak.

Bagaimana Lonceng Tua tersebut Bisa Berada di Cianjur?

Soal itu memang belum terjawab secara pasti oleh para peneliti sejarah dan para sejarawan. Dalam buku Sejarah Cianjur karya Raden Makbul Husein dan Abdur Rauf, disebutkan bahwa lonceng itu konon dihadiahkan oleh VOC untuk Aria Waratanudatar bupati pertama Cianjur.

Ada dua kemungkinan lonceng itu bisa disimpan di Cianjur. Pertama, bisa jadi itu dihibahkan pemerintah Hindia Belanda kepada Cianjur di awal abad ke-19, sebagai simbol penghargaan.

Menurut Jan Breman dalam buku Keuntungan Kolonial dari Kerja paksa, sejak awal abad ke-18 Cianjur merupakan sumber devisa terbesar bagi pemerintah Hindia Belanda pasca VOC runtuh akibat korupsi. Terutama untuk komoditas kopi.

Kedua, lonceng itu dihadiahkan khusus untuk Bupati Prawiradiredja II karena prestasinya yang sangat hebat dalam membangun Cianjur. Besar kemungkinan benda itu diberikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1904 ketika pemerintahan Cianjur mengadakan pesta peringatan ke-40 berlangsungnya pemerintahan Prawiradiredja II.

Bataviaasch Nieuwsbladtertanggal 26 Agustus 1904, mengisahkan bagaimana saat itu para pejabat dan pemuka komunitas Eropa, Tionghoa dan tokoh-tokoh bumiputera memberikan berbagai aneka hadiah menarik kala itu kepada sang bupati.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Back to top button