CIANJURUPDATE.COM, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa kasus mutasi baru Covid-19 di sejumlah negara terus meningkat secara signifikan.
Pasalnya, dari empat mutasi ini yang kini tengah diwaspadai dunia, tiga di antaranya sudah masuk dan ditemukan di Indonesia.
“India, Thailand, Singapura, dan negara Eropa semua kasus naik karena ada mutasi baru. Mutasi baru itu dari empat jenis yang bahaya, tiga di antaranya sudah masuk ke Indonesia,” ujar Menkes Budi dalam siaran pers Kemenkes pada Selasa (18/5/2021).
Ia mengatakan, hingga saat ini sudah ada banyak temuan kasus di Indonesia dari tiga jenis mutasi baru Covid-19 itu, yaitu jenis B117, B1617, dan B1351.
“Kasus yang masuk ke Indonesia sudah ada 26 yang sudah teridentifikasi,” lanjutnya.
Budi pun meminta semua pihak waspada terhadap penularan kasus mutasi baru Covid-19 yang dinilai masih sangat tinggi. Menurunya, kasus mutasi Covid-19 yang tercatat terus meningkat.
Hal ini hampir tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. Di wilayah Jawa Barat, sambung Budi, sudah ada dua kasus mutasi baru yang berasal dari pekerja migran Indonesia.
“Di Jawa Barat ada dua kasus dan ditemukan di daerah Karawang melalui middle east datang dari Pekerja Migran Indonesia dari Saudi Arabia,” sebutnya.
Ia juga menuturkan, penularan kasus untuk jenis mutasi baru Covid-19 terbilang cukup cepat.
“Kecepatan penularannya tinggi, itu yang mesti kita waspadai. Dari minggu lalu 16, kini naik jadi 26 kasus,” bebernya.
Ia pun mengungkap, Indonesia bisa saja mengalami ledakan kasus Covid-19 seperti yang terjadi di sejumlah negara lainnya.
“Maka dari itu, pemerintah daerah di semua wilayah wajib untuk segera melakukan testing dan tracing seagresif mungkin,” terangnya.
Budi pun mengimbau agar seluruh masyarakat tidak abai dalam menerapkan protokol kesehatan, termasuk risiko mutasi baru ini yang mungkin saja sudah menyebar lebih jauh tetapi belum terdeteksi.
“Semua dinas kesehatan wajib melalukan testing dan treacingnya harus banyak, sebab kasus Covid-19 bisa meledak kapan saja. Sehingga kita perlu agresif melakukan testing supaya tahu perkembangan mutasi baru Covid-19 ini,” tutupnya.(sis)